Jumat, Februari 7

Jakarta

Apa yang akan terjadi kalau BYD tidak dikenai tarif oleh pemerintah Amerika Serikat dan mobil China bebas masuk ke Amerika Serikat tanpa tarif? Kira-kira hal yang dialami oleh Chat GPT di Apple Store dan Play Store yang digusur oleh Deepseek akan dialami oleh Tesla. Posisinya akan tergantikan oleh produk yang lebih murah dengan kualitas yang tidak kalah bagus. (lihat gambar 1)

Deepseek menempati peringkat 1 aplikasi gratis mengalahkan ChatGPT di AppStore dan Google Play. Foto: Istimewa

Sebenarnya kemenangan Asisten AI Deepseek terhadap ChatGPT bukan kemenangan China terhadap Amerika, tetapi ini adalah kemenangan Open Source terhadap close source atau propietary.

Pengembang Deepseek mendapatkan manfaat dari open research dan open source seperti PyTorch dan Llama dalam membangun aplikasinya. Mereka mendapatkan ide baru dan membangun ide itu pada fondasi yang disediakan oleh opensource.


Dan hasil kerja mereka dipublikasikan secara opensource sehingga siapa saja bisa mendapatkan manfaat dari aplikasi yang mereka kembangkan, setiap orang bisa memiliki server AI sendiri seperti Deepseek dimana hal tersebut sebelumnya tidak dimungkinkan jika anda menggunakan ChatGPT.

Deepseek adalah juaranya?

Apakah Deepseek akan menjadi pemenang dan mengalahkan saingannya seperti Chat GPT, Gemini, Llama dan platform AI lainnya seperti yang terjadi saat ini?
Masih terlalu pagi untuk menentukan pemenang. Namun yang jelas Deepseek sudah melakukan start yang luar biasa dan mengalahkan pesaing besar dengan dana dan sumberdaya hampir tidak terbatas.

Mengalahkan raksasa Silicon Valley sekelas Google, Meta (Facebook, Instagram dan Whatsapp), Amazon dan Microsoft juga bukan hal yang mustahil walaupun memang bukan hal yang bisa dilakukan oleh sembarangan perusahaan. Namun terbukti hal ini bisa dilakukan oleh perusahaan China.

Lihat saja Tiktok yang mampu bersaing dengan Instagram, Alibaba yang menjadi tuan rumah di China mengalahkan Amazon atau Tencent yang secara notabene menjadi raja game di dunia. Semua ini bisa terwujud karena adanya keuletan, kompetisi yang luar biasa ketat dan dukungan yang tepat dari pemerintah China.

Satu hal yang jelas diperlihatkan oleh Deepseek adalah pendekatan pengembangan AI oleh perusahaan rintisan Amerika yang sangat haus prosesor dan daya listrik dan mengakibatkan biaya yang luar biasa besar ternyata terbukti tidak efisien dan sangat mahal. Dengan biaya sekitar 4 % dari yang dikeluarkan oleh Open AI, Deepseek mampu memberikan layanan Asisten AI yang setara dengan yang diberikan oleh Open AI.

Hal inilah yang menyebabkan rontoknya harga saham-saham magnificent 7 alias 7 perusahaan IT terbesar di dunia karena mereka telah mengeluarkan biaya yang luar biasa besar untuk pengembangan AI yang ternyata sangat tidak efisien.

Apa yang harus dilakukan Indonesia?

Lalu, sebagai pengguna awam. Apakah kita perlu beralih dari ChatGPT dan ramai-ramai menggunakan Deepseek ? Apakah perlu memilih paket berbayar dalam menggunakan Asisten AI?

Pada dasarnya, Asisten AI adalah aplikasi untuk membantu meningkatkan produktivitas. Deepseek dan ChatGPT memberikan layanan gratis bagi pengguna awam dengan batas penggunaan tertentu dan lebih dari cukup jika digunakan untuk kepentingan pribadi tanpa perlu membayar. Malah dengan adanya Deepseek ini, ketika batas penggunaan salah satu Asisten AI melebihi kuota, maka kita jadi memiliki kuota tambahan dari layanan Asisten AI lain dan hal ini tentunya menguntungkan bagi kita sebagai konsumen.

Sejauh masih bisa dipakai, ChatGPT 3.5 untuk keperluan sehari-hari lebih dari cukup. Tidak ada alasan berpindah dari ChatGPT ke Deepseek, justru dengan adanya Deepseek memberikan lebih banyak kesempatan menggunakan AI Chatbot secara gratis, dimana kalau kuota token pada salah satu chatbot habis atau mengalami gangguan, kita bisa menggunakan chatbot lain.

Namun jika anda membutuhkan Asisten AI yang lebih canggih, bisa mengupload dokumen, lebih cepat atau keperluan bisnis yang mengharuskan anda menggunakan AI berbayar anda bisa mempertimbangkan menggunakan Asisten AI berbayar dan menggunakan API Application Programming Interface untuk proses otomasi.

Bahaya keamanan data

Lalu ada issue yang dikembangkan mengenai keamanan data pengguna Deepseek yang servernya berada di China. Apakah kita perlu khawatir akan hal ini ? Sebenarnya kekhawatiran ini agak aneh, mengapa ketika menggunakan ChatGPT, Google Maps, Instagram dan WhatsApp tidak pernah ditanyakan keamanan data pengguna ? Servernya juga bukan di Indonesia dan datanya berada di bawah penguasaan perusahaan Amerika dan pemerintah Amerika setiap saat bisa meminta akses data tersebut.

Apakah kalau data dibawa ke Amerika lebih tidak bahaya daripada dibawa ke China ? Harusnya secara logika yah bahayanya sama. Malah pengguna Deepseek di Amerika harus lebih khawatir daripada pengguna di Indonesia, tetapi kok Deepseek tetap menjadi aplikasi nomor 1 di AppStore dan Play Store di Amerika ?

Jadi rasanya agak berlebihan kalau kita sebagai pengguna menghindari menggunakan Deepseek hanya karena servernya dihosting di China. Sebagai informasi, ketika anda menggunakan produk China seperti HP China, mobil listrik China, Drone China, IoT China datanya juga banyak yang disimpan di server China.

Data yang didapatkan oleh Deepseek tidak lebih banyak daripada data aplikasi populer yang sering kita gunakan. Data aplikasi lain itu jauh lebih banyak yg diambil seperti data lokasi, kebiasaan membuka aplikasi (kapan buka, kapan aktif), minat pengguna pada bidang apa saja, sedang search apa saja, sering kemana saja, siapa saja temannya atau konten apa saja yg paling sering diakses.

Jika ingin dikhawatirkan, data itu yg lebih perlu dikhawatirkan dan bukan data chatbot dengan Asisten AI. Sebaliknya, kalau gara² kekhawatiran berlebihan ini kita jadi ketakutan menggunakan AI, kita (Indonesia) akan rugi besar. Indonesia ini sudah tertinggal jauh dalam perlombaan pengembangan aplikasi AI dan implementasi AI. Sementara negara lain sudah melaju kencang dengan AI, kita malah ketakutan sendiri dengan AI dan kita tidak memanfaatkan AI dengan optimal untuk kepentingan kita.

Justru dengan adanya Asisten AI Open Source ini, hal ini merupakan kesempatan emas bagi kita di Indonesia untuk segera mengejar ketertinggalan. Semua orang berlomba2 mengupdate dirinya dengan AI dan membiasakan diri menggunakannya, tetapi dengan mengetahui batas dan kelemahan AI.

Jadi jangan dipercaya 100 % karena tidak ada jaminan informasi yang dihasilkan oleh AI 100 % akurat. Anda sebagai pengguna yang harus bijak dalam memilah, menyerap dan menggunakan informasi.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version