Minggu, Maret 9


Jakarta

Sempat viral baru-baru ini patung penyu di Gadobangkong yang ternyata terbuat dari kardus. Ternyata begini isi jeroannya.

Namun sejak Rabu (5/3/2025) penyu itu menghilang dari tempatnya dan pada keesokan harinya ornamen itu memang tidak ada di tempatnya. Informasi dari Imran Firdaus, rekanan yang membangun kawasan alun-alun Gadobangkong ornamen penyu itu dalam perbaikan.

“Sedang kami perbaiki, kondisinya kan tahu sendiri,” kata Imran Firdaus dikutip dari detikJabar.


Imran memberikan petunjuk lokasi dimana ornamen penyu itu diperbaiki. Lokasi bengkel las berada di jalan sempit tepatnya di Gang Ajid, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.

Tiba di lokasi itu, detikJabar disambut oleh Mugi Priatna orang yang dipercaya oleh Imran untuk memperbaiki kondisi ornamen penyu tersebut. Kebetulan, detikJabar melihat langsung proses ‘pembedahan’ penyu tersebut.


“Kondisinya parah karena mungkin kerangkanya dari bambu dan lapisannya dari kardus, seharusnya pakai (besi) behel. Kalau saya di sini hanya disuruh memperbaiki oleh pak Imran,” kata Mugi kepada detikJabar.

Pengamatan detikJabar saat penyu itu dibongkar langsung memperlihatkan struktur dalam ornamen penyu berupa kerangka bambu serta lapisan kardus yang sebelumnya disebut menjadi bagian dari proses pencetakan resin dan fiberglass.

Beberapa pola hitam-putih yang menyerupai bagian tempurung penyu terlihat diletakkan di lantai, sementara rangka utama ornamen masih dalam tahap pembongkaran.

Seperti ini isi Penyu kardus saat dibedah bengkel. (Syahdan Alamsyah/detikJabar)

“Nanti kita buatkan rangka besi dulu kemudian diberi resin ulang lagi, dengan rangka besi. (Alas resin) Bisa pakai kardus bisa pakai serat karbon, mungkin karena biaya pakai kardus alasnya kalau bagus pakai serat fiber nanti,” jelas Mugi.

Menurut Mugi, waktu perbaikan memakan waktu lebih dari dua minggu. “Untuk waktu pekerjaan, dua minggu lebihan, karena pekerjaan yang begini itu lama,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, ornamen penyu itu hilang usai menjadi gunjingan warganet, setelah melakukan penelusuran, akhirnya diketahui bahwa ornamen penyu tidak hilang, melainkan sengaja dibawa oleh pihak kontraktor untuk diperbaiki.

“Sedang kami perbaiki, kondisinya kan tahu sendiri,” kata Imran Firdaus, rekanan yang membangun kawasan Alun-Alun Gadobangkong sekaligus pembuat ornamen penyu tersebut.

Imran kemudian menunjukkan dua dokumen resmi, yaitu surat permohonan perbaikan replika penyu yang ia tujukan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, serta jawaban dari DLH yang memberikan izin atas perbaikan tersebut.

—–

Artikel ini telah tayang di detikJabar.

(upd/upd)

Membagikan
Exit mobile version