Minggu, Oktober 13

Jakarta

Bulan lalu, sekelompok pendaki yang merekam dokumenter National Geographic menemukan sepatu bot setelah es mencair. Sepatu bot dengan kaus kaki menyembul ini diyakini milik Andrew ‘Sandy’ Irvine, yang hilang saat coba mendaki Everest Juni 1924 bersama George Mallory.

Nah, sepatu bot dengan sisa kaki ini berpotensi membantu memecahkan salah satu misteri terbesar pendakian gunung, yaitu apakah pasangan itu berhasil menjadi orang pertama yang mencapai puncak Everest, 29 tahun sebelum Edmund Hillary dan Tenzing Norgay mencapai puncak. Jika benar, sejarah berubah.

Label nama pada kaus kaki wol itu bertuliskan A.C. Irvine. Pasangan itu menghilang 8 Juni 1924, 240 meter di bawah puncak Everest, saat mereka coba menyelesaikan pendakian pertama yang terdokumentasikan di gunung tertinggi dunia. Namun, apakah mereka berhasil mencapai puncak sebelum meninggal masih belum diketahui.


Dikutip detikINET dari CNN, jasad Mallory ditemukan tahun 1999. Sementara jasad Irvine maupun kamera yang dibawa para pendaki, yang mungkin mengungkap apakah mereka mencapai puncak, belum ditemukan.

Tim National Geographic, termasuk sutradara Jimmy Chin, masih menunggu konfirmasi DNA dengan membandingkan sampel dari kaki tersebut dengan sampel yang diambil dari keluarga Irvine.

“Ketika seseorang hilang dan tak ada bukti apa yang terjadi ke mereka, itu bisa sangat menantang bagi keluarga. Hanya dengan memiliki informasi pasti tentang di mana Sandy mungkin berakhir tentu bermanfaat dan juga petunjuk besar bagi komunitas pendaki tentang apa yang terjadi,” kata Chin.

Chin dan tim mengambil sepatu bot dan kaki itu dari gunung dan memberikannya kepada China-Tibet Mountaineering Association (CTMA). Tim pun memberi tahu keluarga Irvine, termasuk keponakan buyutnya Julie Summers, yang telah menulis buku tentang dia.

Summers terharu hingga menangis saat mengetahui sepatu bot itu. “Saya telah menghayati cerita ini sejak usia tujuh tahun saat ayah menceritakan pada kami tentang misteri Paman Sandy di Everest,” katanya.

“Cerita itu menjadi lebih nyata saat pendaki menemukan jasad George Mallory tahun 1999, dan saya bertanya-tanya apakah jasad Sandy akan ditemukan berikutnya. Seperempat abad setelah penemuan itu, tampaknya sangat tidak mungkin ada hal baru yang akan ditemukan,” tambahnya. Ternyata dia salah.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version