Senin, Juli 8


Jakarta

PT Indofarma Tbk mencatat rugi bersih sebesar Rp 720,99 miliar pada 2023. Rugi bersih perusahaan lebih dalam dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 457,62 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (5/7/2024), penjualan bersih perusahaan anjlok pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp 523,59 miliar. Pada tahun 2022, penjualan bersih perusahaan sebesar Rp 980,37 miliar.

Beban pokok penjualan pada tahun 2023 tercatat Rp 680,98 miliar. Sementara, pada tahun sebelumnya sebesar Rp 988,89 miliar.


Lebih lanjut, jumlah liabilitas pada tahun 2023 sebesar Rp 1,56 triliun atau naik jika banding tahun sebelumnya Rp 1,48 triliun. Liabilitas tahun 2023 terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 1,23 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 332,89 miliar.

Adapun total aset perusahaan yakni Rp 759,82 miliar yang terdiri aset lancar Rp 198,99 miliar, investasi pada entitas asosiasi Rp 1,64 miliar dan aset tidak lancar Rp 560,83 miliar.

Untuk diketahui, Indofarma tengah menjadi sorotan belakangan ini. Hal itu karena anggota holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) tersebut dan anak usahanya PT Indofarma Global Medika (IGM) terjerat pinjaman online (pinjol).

Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya selaku bos Holding BUMN Farmasi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI menjelaskan tentang temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang jeratan pinjol terhadap anggota holdingnya. Dalam rapat itu, Shadiq memaparkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) investigasi yang telah diserahkan BPK kepada Kejaksaan Agung RI beberapa waktu lalu.

“Hasil pemeriksaan terdapat 18 temuan, namun 10 temuan yang terindikasi fraud,” kata Shadiq di Komisi VI DPR, Rabu (19/6).

Adapun salah satu temuan yang terindikasi fraud tersebut ialah terkait dana pinjaman melalui fintech peer to peer lending atau pinjaman online yang beberapa waktu lalu telah disinggung BPK. Shadiq mengatakan, total kerugian IGM atas pinjol tersebut mencapai Rp 1,26 miliar

“Pinjaman melalui fintech bukan untuk kepentingan perusahaan berindikasi merugikan IGM senilai Rp 1,26 miliar,” ungkapnya.

(acd/hns)

Membagikan
Exit mobile version