Minggu, Maret 16

Jakarta

China telah membuat langkah besar di berbagai bidang, termasuk kemajuannya dalam bidang robotika. Kini, negara itu mulai mencari potensi di luar atmosfer Bumi dengan membangun stasiun tenaga surya berbasis luar angkasa.

Meskipun terdengar seperti ide yang mustahil, sebenarnya ini cukup setara dengan yang telah dilakukan negara ini, yakni pembangunan Bendungan Tiga Ngarai yang mengalir di Sungai Yangtze.

Bendungan ini adalah bendungan hidroelektrik terbesar di dunia, dan memiliki kapasitas pembangkit energi lebih dari 20 kali lipat Bendungan Hoover di Amerika Serikat.


Ide baru ini, seperti dikutip dari South China Morning Post, pada dasarnya menyiratkan bahwa China ingin mengubah kapasitas pembangkit energinya tak hanya mengandalkan yang ada di Bumi tetapi juga dari stasiun tenaga surya berbasis ruang angkasa geostasioner. Seluruh proyek ini memang akan memakan waktu, namun punya kemampuan untuk menghasilkan energi tanpa batas.

Sistem tenaga surya berbasis ruang angkasa seperti yang ingin dibangun China memanfaatkan serangkaian cermin yang menyalurkan sinar Matahari terkonsentrasi ke panel. Panel ini menghasilkan listrik menggunakan energi surya, yang kemudian dapat diubah menjadi radiasi gelombang mikro dan dipancarkan ke Bumi.

Ini adalah cara yang cukup cerdik untuk mendekati gagasan energi tak terbatas, karena stasiun pembangkit listrik tenaga surya berbasis luar angkasa akan mampu menghasilkan lebih banyak listrik dibandingkan panel surya di Bumi, mengingat panel surya di luar angkasa tidak terkendala cuaca dan faktor lain seperti di Bumi.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa panel surya berbasis ruang angkasa China dapat mengumpulkan cukup energi dalam satu tahun yang menyamai jumlah total minyak yang dapat diekstrak dari Bumi. Jika China dapat melakukannya, upaya itu akan mengubah banyak hal untuk industri listrik dan energi terbarukan.

Tentu saja, untuk mewujudkannya dibutuhkan lebih dari sekadar harapan dan impian. Ukuran proyek semacam ini sangat besar. Begitu besarnya sehingga South China Morning Post mengatakan banyak orang menjuluki gagasan pembangkit listrik tenaga surya berbasis luar angkasa sebagai ‘Proyek Manhattan’ di bidang energi.

Proyek Manhattan adalah proyek bersejarah yang mengubah dunia, yang dijalankan Amerika Serikat selama Perang Dunia II untuk mengembangkan senjata nuklir.

Kembali lagi ke proyek pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa yang akan dibangun China, tampaknya negara itu bertekad untuk berhasil dalam upaya tersebut.

Jika rencana ini berhasil, kemungkinan akan diperlukan beberapa peluncuran untuk menempatkan semua bagiannya ke orbit, sama seperti dengan beberapa peluncuran yang dilakukan untuk menyusun Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Di sisi lain, sungguh menginspirasi untuk berpikir tentang jawaban untuk semua masalah energi kita mungkin ada di atas sana, menunggu manusia untuk meraihnya.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version