Senin, Juli 1


Sukabumi

Sekilas dari luar, vila putih ini tampak seperti vila biasa. Tapi di baliknya, vila di Sukabumi ini jadi tempat percetakan uang palsu senilai Rp 22 Miliar.

Baru-baru ini, publik digegerkan dengan temuan uang palsu (upal) senilai Rp 22 miliar. Lokasi percetakan upal itu disebut berada di sebuah vila daerah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan penelusuran, lokasi vila itu ternyata bukan di Kecamatan Sukaraja. Vila yang menjadi lokasi percetakan upal itu tepatnya berada di Kampung Pasir Ipis, Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi.


Bangunan vila bernuansa putih itu berdiri megah dua lantai di dekat pinggir jalan. Tak ada gerbang, hanya pagar kecil yang membatasi jalan dengan pintu masuk vila.

Lokasinya pun terbilang cukup jauh dari pemukiman warga. Asep AR alias Ade Kebo (60), warga sekitar mengatakan, mulanya ia tak tahu jika vila itu dijadikan tempat percetakan uang palsu.

Hanya saja, beberapa waktu lalu dia melihat ada kendaraan dinas TNI yang terparkir di vila tersebut sepanjang hari selama dua pekan berturut-turut.

Mobil itu diketahui milik pensiunan TNI Kolonel Chb (Purn) R Djarot. Pelat dinas pada mobil tersebut sudah kedaluwarsa mengikuti masa purnatugas Djarot pada 2021.

Mobil berpelat dinas TNI tersebut dipinjam oleh keluarga Djarot berinisial FF. FF sendiri sudah ditetapkan jadi salah satu tersangka atas peredaran uang Rp 22 miliar tersebut.

Asep mengatakan, selama dua pekan itu, aktivitas di vila tertutup dari warga setempat. Sebagai salah satu tetua di kampungnya, Asep merasa perlu mengetahui aktivitas di vila tersebut, terlebih tak ada laporan kepada RT.

Kecurigaan Asep memuncak ketika dirinya menanyakan identitas petugas itu hingga sempat terjadi cekcok.

“Yang ditanya ya kita prosedur di sini saja pengin tahu identitasnya tentara itu gimana kalau dinas itu, orang sini atau bukan saya pengin tahu saja sebagai masyarakat di sini. (Aktivitas di vila) tertutup, terkunci, terus mobilnya ditaro (diparkir) di luar sini,” ujarnya.

Meski tak mengetahui secara pasti aktivitas di dalam vila sebelum kasus terungkap, Asep menyebut, salah seorang penjaga vila pernah menyampaikan kejanggalan. Kepada Asep, penjaga vila mengaku pernah mendengar suara mesin, bahkan CCTV pun ditutup oleh lakban.

“Katanya yang kerja di sini, ada (suara) cuman di sana suara mesin doang. Nggak tahu, dia nggak bisa masuk, dia juga ngebahas orang lain nggak bisa masuk. Jadi kuncinya diganti. Malah CCTV itu ditutup lakban, di dalam juga ditutup ada kamar rahasia katanya gitu,” ungkapnya.

——

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version