Kamis, Desember 26

Jakarta

Kehadiran jaringan internet menjadi hal yang sangat dibutuhkan bagi seluruh negara di era digital seperti saat ini. Khusus di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, kehadiran internet mampu mengkoneksikan daerah satu dengan lainnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menggandeng banyak pihak agar jaringan internet bisa merata dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dari berbagai daerah. Melalui semangat tersebut, pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Bakti Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) terus berupaya menghadirkan pemerataan jaringan internet melalui proyek Palapa Ring.

Palapa Ring adalah proyek pemerintah yang dikerjakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang menghubungkan 57 kabupaten/kota di Indonesia. Proyek yang disebut dengan ‘tol langit’ ini diupayakan dapat menyediakan kualitas internet yang andal dari Sabang sampai Merauke.


Perjalanan Pembangunan Palapa Ring

Upaya membangun proyek tersebut sebenarnya sudah ada sejak 1998 lewat pembangunan Nusantara 21 yang merupakan cikal bakal Palapa Ring. Sayangnya krisis ekonomi yang menghantam para era tersebut membuat proyek tersebut tidak bisa dijalankan.

Baru pada 2005 upaya menjalankan proyek tersebut kembali mencuat ke permukaan, tepatnya pada ajang Infrastructure Summit I. Pada tahun itu, munculah ide Cincin Serat Optik Nasional (CSO-N) yang diprakarsai oleh PT Tiara Titian Telekomunikasi (TT-Tel). Aplikasi tersebut merupakan jaringan kabel kasar bawah laut berbentuk cincin terintegrasi berisi frekuensi pita lebar yang membentang dari Sumatera Utara hingga Papua bagian barat dengan perkiraan panjang sekitar 25.000 km.

Setiap cincin akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 gbps hingga 1.000 gbps di daerah tersebut.

Pemerintah kemudian memopulerkan gagasan tersebut dengan nama Palapa O2 Ring. Namun karena mirip dengan merek dagang salah satu ponsel, pemerintah mengubah nama proyek serat optik ini menjadi Palapa Ring dan menjadi proyek strategis nasional sesuai Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang percepatan proyek strategis nasional.

Adapun proyek tersebut dibagi menjadi tiga paket yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, dan Palapa Ring Timur. Khusus untuk Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah telah rampung dibangun pada 2016. Sementara untuk Palapa Ring Timur baru rampung dibangun pada 17 Agustus 2019 lalu.

Pembangunan Palapa Ring ini tidak serta merta lancar begitu saja. Letak geografis yang berbeda-beda di setiap daerah menjadi tantangan tersendiri, salah satunya saat pembangunan Palapa Ring Timur.

Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur Telah Beroperasi

Untuk saat ini, Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur sudah beroperasi dan menjadi ‘tulang punggung’ internet di Indonesia. Khusus untuk Palapa Ring Barat proyek tersebut menghubungkan wilayah Sumatera, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat. Serta memiliki total panjang kabel fiber optic sepanjang 2.119 km di mana 1.718 km merupakan panjang kabel bawah laut (submarine) dan 401 km panjang kabel terrestrial.

Untuk Palapa Ring Tengah terbagi menjadi 6 proyek yang menghubungkan wilayah Kalimantan Timur, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku. Adapun para proyek ini memiliki total panjang kabel fiber optik 3.101 km dengan 1.798 kmnya merupakan kabel bawah laut dan 1.303 km panjang kabel terrestrial.

Sementara itu, untuk Palapa Ring Timur terbagi dalam 10 proyek menggunakan teknologi fiber optik dan 5 proyek lainnya menggunakan microwave menghubungkan Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.

Bentang kabel pada Palapa Ring Timur tergolong lebih panjang dibandingkan Barat dan Tengah. Secara angka Palapa Ring Timur memiliki total panjang kabel fiber optik 6.938 km, di mana 4.557 km panjang kabel bawah laut (submarine) dan 2.381 km panjang kabel terrestrial.

(prf/ega)

Membagikan
Exit mobile version