Sabtu, Januari 18

Jakarta

Bentuk asli Nintendo Switch 2 resmi terungkap. Namun sayangnya informasi lain yang tak kalah penting seperti harganya, masih menjadi misteri.

Pada pengumuman Nintendo Switch 2 kemarin, Nintendo memang belum menyebutkan berapa harga yang akan ditawarkan. Sepertinya mereka juga tidak berniat mengatakannya dalam waktu dekat.

Sebenarnya paling memungkinkan, informasi soal harga bisa saja keluar di event Nintendo berikutnya. Namun sepertinya acara bertajuk Nintendo Switch 2 Direct yang digelar 2 April 2025 mendatang, kemungkinan besar akan berfokus pada perangkat lunaknya.


Kendati demikian, hal itu tidak menyurutkan niat para analis di industri game ini untuk berpendapat soal harga Nintendo Switch 2. Meski belum tentu sama, cuma proyeksi dari para analis ini bisa menjadi pegangan bagi gamer yang ingin membeli handheld terbaru Nintendo ini.

Dilansir dari IGN, Sabtu (18/1/2025), jawaban dari setiap analis berbeda-beda. Meski begitu, satu angka kerap muncul berulang kali dari mereka, yakni USD 400 ribu atau sekitar Rp 6,5 juta.

Sersan Toto dari Kantan Games Inc, menyebutkan kalau harga segitu dibutuhkan Nintendo supaya bisa meraih kesuksesan dari handheld terbarunya. Dirinya melanjutkan, usai melihat video pengumuman Nintendo Switch 2, tidak ada elemen lain yang bisa mengangkat harganya ke arah USD 450 atau sekitar Rp 7,3 juta.

Harga tersebut tentunya lebih tinggi dari harga peluncuran Nintendo Switch edisi pertama sebesar USD 300 atau sekitar Rp 4,9 juta. Lalu untuk Nintendo Switch OLED dibanderol USD 350 atau sekitar Rp 5,7 juta, dan Nintendo Switch Lite dijual seharga USD 200 atau sekitar Rp 3,2 juta.

Analis lain seperti Mat Piscatella dan Piers Harding-Rolls juga punya tebakan harga yang serupa dengan Toto. Ya meskipun mereka sempat menyampaikan bisa saja mencapai USD 500 atau sekitar Rp 8,1 juta, tapi tetap, USD 400 atau sekitar Rp 6,5 juta menjadi yang masuk akal.

Rhys Elliot dari MIDiA juga setuju bahwa USD 400 atau sekitar Rp 6,5 juta merupakan ‘titik manis’ bagi Nintendo. Cuma ada faktor lain yang mungkin mempengaruhi angka tersebut, seperti pasokannya.

“Jika Switch 2 terbatas pasokannya saat peluncuran, Nintendo bisa saja mematok harga lebih tinggi. Pengguna awal pasti bersedia membayarnya, dan jika memang akan terjual habis, Nintendo mungkin berpikir, ‘Kenapa tidak?’,” kata Elliot.

Menurut Elliot, Nintendo tidak seperti brand platform gaming lainnya, karena sepenuhnya bergantung pada bisnis konsolnya. Jadi asumsi Elliot, mereka pasti tidak akan mengambil resiko dengan memberikan harga tinggi, yang pada akhirnya malah membuat kerugian bagi perusahaan.

(hps/afr)

Membagikan
Exit mobile version