Kamis, Oktober 24


Jakarta

The Central Japan Economic and Trade Bureau baru-baru ini menggelar seminar baterai dan kendaraan listrik di Jepang. Pada kesempatan itu, tamu undangan yang merupakan pelaku industri otomotif lokal kebingungan dengan harga mobil listrik BYD Atto 3 yang sangat murah.

Disitat dari Nikkei, Kamis (24/10), panitia memang menghadirkan mobil listrik BYD Atto 3 dan Tesla Model Y untuk dibedah sama-sama. Namun, sejumlah tamu yang berasal dari 70 perusahaan tersebut salah fokus (salfok) dengan BYD Atto 3 yang dianggap kemurahan untuk spesifikasi dan teknologi yang diusung.

Nah lho! Memangnya berapa, sih, harga BYD Atto 3 sampai-sampai membuat pelaku industri di Jepang kebingungan?


mobil listrik BYD. Foto: Doc. Nikkei

Di China, BYD Atto 3 dibanderol mulai 140 ribu yuan atau Rp 306 jutaan. Sementara di Jepang berkisar 4,5 juta yen atau Rp 460 juta. Kemudian di Indonesia sedikit lebih mahal dari Jepang, yakni Rp 465 juta dengan status on the road Jakarta.

Ketika sesi tanya-jawab, salah satu tamu undangan bertanya alasan mengapa mobil BYD Atto 3 bisa sangat murah di China dan Jepang? Benarkah komponen yang digunakan berbeda dengan mobil-mobil Jepang?

“Bagaimana mobil listrik (BYD) bisa diproduksi dengan biaya serendah itu?” tanya salah satu audiens asal Jepang yang penasaran dengan produk BYD, dikutip Kamis (24/10).

Rangka mobil listrik BYD Atto3 dan Tesla Model Y. Foto: Doc. Nikkei

Pada seminar itu dijelaskan, mobil BYD Atto 3 bisa murah lantaran komponen yang saling terintegrasi. Pada perangkat penggerak listrik “E-Axle”, selain motor, inverter, dan reducer, ada delapan komponen seperti pengisi daya dan konverter DC-DC yang terintegrasi.

Selain itu, BYD juga menggunakan skema ‘subsidi silang’ dengan memanfaatkan penjualan mobil yang tinggi. Sehingga, keuntungan dari penjualan tersebut dialihkan untuk biaya produksi suku cadang.

Jepang Bingung Harga Mobil BYD Murah

Kenichi Ito selaku Direktur Sanyo Trading mengatakan, produsen China termasuk BYD telah mengambil langkah berani untuk menjual mobil listrik semurah itu. Kebijakan mereka sangat berbeda dengan produsen-produsen mobil asal Jepang.

“Produsen mobil China sangat mementingkan produksi berbiaya rendah. Mereka secara tegas bisa membedakan antara komponen yang perlu diinvestasikan dan komponen lain. Pandangan mereka tentang kualitas berbeda dari produsen Jepang,” kata Ito.

Sho Kato selaku Kepala Departemen Nissin Seiki yang hadir di seminar terkait mengaku terkejut dengan langkah efisien yang diambil BYD. Sebab, mereka hanya menggunakan komponen-komponen utama yang memang dibutuhkan kendaraan.

“Saya terkejut dengan sedikitnya jumlah komponen yang digunakan BYD dan Tesla. Perusahaan kami juga berharap dapat menggunakan pengalaman yang diperoleh dari bisnis kami untuk memasuki bidang EV di masa depan,” kata Kato.

(sfn/rgr)

Membagikan
Exit mobile version