Rabu, Januari 22

Jakarta

Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory (ESO) di Chile terancam ‘tercemar’ oleh polusi cahaya dari proyek yang tengah direncanakan dibangun di dekatnya.

Proyek yang dimaksud adalah pembangunan fasilitas produksi hidrogen terbarukan, yang rencananya akan dibangun hanya beberapa kilometer dari puncak Gunung Paranal, yang merupakan lokasi dari VLT.

Fasilitas produksi hidrogen tersebut dikhawatirkan para astronom akan mencemari teleskop terbesar di dunia dengan polusi cahaya yang dihasilkannya. Proyek tersebut digarap oleh perusahaan energi asal Amerika Serikat bernama AES Energy, demikian dikutip detikINET dari Space, Selasa (21/1/2025).


“Tingkat kecerahan langit akan meningkat sekitar 10% gara-gara proyek itu. Dan itu sudah cukup untuk membuat observatorium terbaik di dunia menjadi tempat melihat langit yang biasa saja,” kata Xavier Barcons, Director General ESO.

“Kita bisa kehilangan kemampuan untuk melihat 30% dari galaksi paling kecil. Kami saat ini ada pada titik ketika kita bisa mulai melihat detail dari atmosfir exoplanet, namun jika langit menjadi lebih cerah, kita mungkin akan kehilangan detail itu,” keluhnya.

Sebagai informasi, VLT dibangun pada 1990an dengan biaya USD 350 juta, atau setara dengan USD 840 juta saat ini. Teleskop ini adalah salah satu dari perangkat untuk melihat langit yang paling sensitif di dunia, dan mampu melihat objek paling membuat penasaran di alam semesta.

Observatorium itu dilengkapi empat teleskop berukuran 8,2 meter yang berfungsi sebagai satu teleskop. Lokasinya ada puncak di Gunung Paranal yang ketinggiannya 2.664 meter.

Gunung Paranal ini ada di Gurun Atacama, yaitu di bagian utara Chile, yang merupakan salah satu tempat terakhir di Bumi yang (sampai saat ini) masih bebas dari polusi cahaya, baik dari perumahan ataupun komplek industri.

Berkat lokasinya yang unik, yaitu dikelilingi Pegunungan Andes, langit malam di kawasan itu bisa terlihat bersih selama lebih dari 11 bulan setiap tahunnya, dan kondisi ini sempurna untuk penelitian astronomi.

“Ini adalah tempat tergelap yang pernah dibuat untuk observatorium di dunia, dan perbedaannya sangat jauh (dibanding lokasi lain),” tambah Barcons.

Sejauh ini VLT membuat astronom bisa memantau orbit bintang yang terdekat dari black hole yang ada di tengah-tengah Milky Way. Juga pernah memotret satu-satunya gambar dari planet di luar sistem tata surya kita.

Sebuah survei yang dipublikasikan pada 2023 menemukan bahwa dari 28 lokasi observatorium paling bagus di Bumi, puncak Gunung Paranal adalah tempat dengan polusi cahaya paling minim.

Bahkan ESO pun berencana membangun Extremely Large Telescope (ELT) di dekat VLT, yaitu di Gunung Armazones.

Proyek yang akan dibangun oleh AES Energy itu bernama INNA, sebuah kawasan industri seluas 3.021 hektar bernilai USD 10 miliar. Dalam kawasan ini akan dibangun tiga pembangkit listrik tenaga Matahari, tiga pembangkit listrik angin, sistem baterai penyimpan listrik, serta fasilitas produksi hidrogen.

ESO memperkirakan kawasan industri itu akan menghasilkan polusi cahaya yang setara dengan sebuah kota dengan populasi sekitar 20 ribu orang. Dan, parahnya, salah satu bagian dari kawasan industri tersebut lokasinya hanya 5km dari teleskop VLT, malah jika kawasannya diperluas lokasinya bisa menjadi lebih dekat.

Menurut Barcons, proyek seperti INNA bisa saja mencari lokasi lain yang juga cocok. Namun bagi astronom, hanya ada satu tempat yang seperti Gunung Paranal.

“Dua bangunan ini tidak bisa ada di satu tempat yang sama. Sesimpel itu. Pabrik hidrogen ini akan baik-baik saja jika lokasinya lebih jauh 50km (dari VLT). Kami pikir tak ada alasan kenapa kawasan itu tidak bisa dipindahkan,” tambahnya.

(asj/rns)

Membagikan
Exit mobile version