Kamis, Oktober 17

Yogyakarta

Di Godean ada racikan sego welut bumbu mangut yang sedap dan legendaris sejak 1945. Kuliner di sini bahkan pernah dicicipi Raja Jogja!

Sego walut jadi menu andalan warung makan Sego Walut Mbak Surani. Kuliner yang dijajakannya terbilang legendaris dan autentik sampai pernah menarik minat para Raja Jogja.

“Dulu Pak Sri Sultan IX naik sepeda saat beli sego welut zaman (warungnya masih dikelola) simbah saya. Lalu Pak Sri Sultan X juga pernah (beli) waktu saya sudah berjualan. Bahkan Pak Paku Alam (KGPAA Paku Alam X) juga pernah ke sini sama anaknya,” kata pemilik warung generasi ketiga, Surani (57) saat ditemui di tempat usahanya di Sidoluhur, Godean, Sleman, Senin (14/10/2024) malam.


Uniknya, Surani tak mengetahui saat Raja dan Adipati itu mampir ke warungnya. Dia baru mengetahui saat sejumlah polisi datang ke warungnya. Tepatnya saat Sri Sultan Hamengku Buwono X maupun KGPAA Paku Alam X akan meninggalkan warung miliknya.

“Waktu Pak Paku Alam itu tahunya saat ada polisi hormat ke beliau. Kalau Ngarsa Dalem (Sri Sultan Hamengku Buwono X, saya) dikasih tahu Lurah Pasar Godean. Ngarsa Dalem waktu itu parkirnya di Pegadaian, jadi tidak tahu kalau beliau ke sini,” kenangnya.

Jualan pakai tenggok sejak 1945

Lapak Sego Welut Mbak Surani yang terletak di selatan simpangempat Pasar Godean, Senin malam (14/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Sego Welut Mbak Surani memang terkenal. Diawali simbahnya, Mbah Darmo, yang berjualan sejak era 1945. Mbah Darmo berjualan di area Pasar Godean hingga tahun 1995. Sempat berganti ke bibi Surani, hingga akhirnya diteruskan oleh Surani dari 1997 hingga sekarang.

Surani menuturkan Mbah Darmo dulu berjualan di sisi selatan Pasar Godean, pakai tenggok yang kerap digendong saat berjualan. Hingga akhirnya bisa menyewa lapak di lahan yang biasanya digunakan sebagai parkir pasar saat pagi.

“Simbah itu mulaimya sekitar tahun 1945 antara sebelum atau sesudah kemerdekaan. Dulu jualannya masih pakai tenggok. Kalau saya sekarang sudah generasi ketiga,” katanya.

Salah satu menu andalan warung ini adalah mangut belut, olahan belut berbumbu rempah dan santan yang disajikan dengan nasi panas.

“Paling istimewa mangut belut dan ini menu warisan Simbah. Kalau sekarang ya ada balado. Mangut itu dimasak santan kalau balado pakai sambel. Balado sejak pindah ke sini baru ada,” ujarnya.

Pertama dijual seharga Rp 50

Lapak Sego Welut Mbak Surani yang terletak di selatan simpangempat Pasar Godean, Senin malam (14/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Lokasi warung Sego Welut Mbak Surani tak susah untuk dituju. Acuannya adalah Simpang Empat Pasar Godean. Menuju ke selatan sekitar 300 meter dari lampu traffic light.

Satu porsi nasi belut harganya Rp 16 ribu. Jika ditambah telur ceplok jadi Rp 20 ribu. Kalau pakai paha atas ayam jadi Rp 36 ribu.

Harga ini telah menyesuaikan perkembangan harga bahan pokok terkini.

“Dulu simbah jualnya Rp 50, lalu saya Rp 150 waktu awal jualan. Dulu belut masih murah karena masih banyak. Dulu belut sekilo Rp 2 ribu, sekarang Rp 70 ribu, ambil dari luar daerah,” katanya.

Dalam sehari, warung Surani bisa menghabiskan 10 kilogram belut. Diolah menjadi mangut dan balado belut dengan porsi masing-masing 5 kilogram. Warungnya buka dari pukul 17.00 WIB sampai 21.00 WIB.

Surani lalu bercerita dulu cukup mudah berburu belut di Godean karena masih banyak sawah. Sekarang belut didatangkan dari Delanggu Klaten hingga Purbalingga.

“Soal rasa, belut lokal Godean lebih enak. Kalau dari luar itu lebih keras, mungkin karena belutnya ternak. Kalau Godean biasanya ambil dari sawah, tapi sekarang memang sudah sangat sedikit jadi ambil dari Delanggu dan Purbalingga,” bebernya.

Kisah penjual sego welut ada di halaman selanjutnya.

Simak Video “Sudah Ada Sejak 1958, Begini Penampakan Restoran Ayam Tjap Benteng
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version