Jakarta –
Menikmati suasana Solo tak perlu jauh-jauh untuk pergi ke Jawa Tengah. Sebab, di wilayah Jakarta Selatan pun ada tempat untuk bisa merasakannya.
Walaupun hanya berupa tempat makan, tetapi suasana di tempat ini bisa menyisir pengunjung dengan suasana warung pedesaan. Waroeng Solo terletak di Jalan Madrasah No. 14, Cilandak Timur, Jakarta Selatan.
Berada dekat Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, restoran itu mudah dijangkau. Suasananya adem dan nyaman, karena terdapat banyak pepohonan. Bangunannya khas Solo, ditambah musik jawa mengalun sepanjang hari.
Bentuknya yang tradisional menggunakan joglo, juga bangku, dan meja jadul ditempatkan seraya menunjang konsep tradisionalnya. detikTravel menyambangi Waroeng Solo itu di Jakarta Selatan ini, Jumat (20/9/2024).
Pastinya makanan dan minuman yang tersedia di Waroeng Solo ini merupakan makanan dan minuman tradisional seperti Selat Solo hingga minuman wedang uwuh. detikTravel mencicipi bakmi ayam dan segelas teh manis dingin. Walaupun terkesan sederhana, teh yang disajikan terasa berbeda dengan teh biasanya, aroma yang khas, rasa yang sedikit sepet jadi sentuhan yang nikmat.
Yang semakin membuat kesan tradisional dan mengingatkan dengan warung-warung di Solo, selain ornamen juga bangunanya adalah musik yang dimainkan. Lantunan musik di Waroeng Solo ini bukan lah dari playlist musik, tetapi dimainkan langsung oleh pemusik secara langsung.
Lagu-lagu keroncong menemani perut yang memang sudah keroncongan dengan angin yang semilir berhembus dan ditambah alunan musik, menambah nyaman berada di tempat ini.
Wempi merupakan penyanyi keroncong yang tiap hari mengiringi pengunjung di Warung Solo ini, dari Senin hingga Jumat setiap jam 12.00 hingga 17.00 WIB.
“Saya selalu setiap hari di sini dari jam 12.00 sampai jam 17.00 WIB, dari hari Senin sampai hari Jumat kalau Sabtu-Minggu saya sering ada job di luar,” katanya kepada detikTravel.
Lagu-lagu keroncong menjadi pengiring wajib di Waroeng Solo ini, tak sedikit pengunjung pun meminta lagu dan bernyanyi bersama.
“Selalu keroncong tapi keroncongnya ini keroncong yang lama ya dan banyak yang request juga malah lagu keroncong tradisional. Pengen Bengawan Solo, Kota Solo, Selendang Sutra jadi mereka bergabung (bernyanyi) minta lagu-lagu yang nggak umum,” ujar dia.
Warung Solo, Cilandak, Jaksel (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
|
Pada kesempatan berbeda, pengelola Waroeng Solo, Siska Amelia, menjelaskan bahwa alunan musik keroncong di tempat ini tujuannya untuk memperkuat suasana selayaknya di Kota Solo. Dan sebetulnya sebelum tempat ini memainkan musik-musik kekinian namun dirasa kurang afdol sehingga beralih ke musik keroncong.
“Ingin menyelaraskan dengan suasana, jadi kalau bentuk bangunannya seperti ini kalau lagunya top 40 (kurang pas). Kita harus menyadari bahwa banyak yang datang ke sini adalah mereka-mereka yang rindu dengan suasana Jawa,” kata Siska kepada detikTravel, Rabu (25/9).
Warung Solo, Cilandak, Jaksel (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
|
Menurut penuturannya banyak dari pengunjung Waroeng Solo yang mengatakan saat berada di resto ini seperti sedang di kampung halaman. Dan, kesan itulah yang memang ingin disuguhkan oleh pengelola kepada para pengunjung, sehingga kerinduan itu bisa dibalaskan dengan menikmati suasana dan sajian makanan di Waroeng Solo.
“Tamu-tamu lain bilang ‘enak ya, adem ya rasanya kaya di kampung’. Karena emang suasananya udah kaya nggak di Jakarta,” ujar dia.
Pembeda inilah yang membuat Warung Solo serasa asli berada di Kota Solo yang sebenarnya, bukan di Jakarta. Restoran ini beroperasi setiap hari dari jam 10.00-22.00 WIB untuk Selasa-Jumat, Sabtu pukul 09.00-22.00 WIB, dan Minggu-Senin pukul 09.00-20.00 WIB.
(fem/fem)