Minggu, Desember 1


Jakarta

Pemerintah memprediksi pergerakan wisatawan saat Nataru ini, di mana akan ada pergerakan sebanyak 110,67 juta orang. Nah, apakah salah satunya kamu?

Prediksi ini diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Persiapan Nataru 2024/2025 yang digelar di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), Jumat (22/11) lalu.

“Kami sudah melakukan survei. Hasilnya, potensi pergerakan masyarakat saat Nataru 2024/2025 mencapai 110,67 juta orang. Sebagian besar pergerakan terjadi di Pulau Jawa, termasuk aglomerasi. Jumlah inilah yang kami antisipasi,” ujar Dudy, dikutip dari website Kemenhub, Sabtu (30/11/2024).


Prediksi puncak arus pergi pertama akan terjadi pada Selasa, 24 Desember 2024, sedangkan prediksi puncak arus pergi kedua terjadi pada Selasa, 31 Desember 2024. Sedangkan puncak arus balik akan terjadi pada Rabu dan Kamis, 1-2 Januari 2025.

Pada kesempatan yang sama, Menko PMK Pratikno menyebutkan bahwa Rapat Koordinasi yang dilakukan untuk memastikan pergerakan masyarakat selama Nataru 2024/2025 berlangsung aman, nyaman, dan lancar. Juga membahas sejumlah moda transportasi yang akan digunakan masyarakat saat masa Nataru 2024/2025, baik itu darat, laut, dan udara. Dalam hal ini, kesiapan infrastruktur jadi perhatian yang utama.

Peringatan BMKG untuk Nataru

Dikutip dari detikNews, sebelumnya BMKG meminta warga untuk waspada dengan cuaca ekstrem di momen libur Nataru.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan ada dinamika atmosfer lain yang diprediksikan aktif bersamaan pada periode Nataru, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia. Ini juga berpotensi menambah intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia.

“Untuk itu, kami mewanti-wanti masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, khususnya pada periode Nataru 2024/2025,” kata Dwikorita, dikutip dari situs resmi BMKG, Sabtu (23/11/2024).

Imbauan ini juga ditujukan kepada perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, dan nelayan mengingat fenomena Cold Surge juga dapat memicu gelombang tinggi di laut sehingga membahayakan keselamatan saat aktivitas pelayaran/penyeberangan serta penangkapan ikan.

Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena menyebut puncak musim hujan tahun 2024/2025 diprediksi terjadi pada bulan November 2024 hingga Februari 2025 di wilayah-wilayah berikut.

Wilayah dengan potensi hujan di November – Desember 2024:

– Sebagian Sumatera,
– Pesisir selatan Pulau Jawa, dan
– Kalimantan

Wilayah dengan potensi hujan di Januari – Februari 2025:

– Lampung,
– Jawa bagian utara,
– Sebagian kecil Sulawesi,
– Bali,
– NTB,
– NTT, dan
– Sebagian besar Papua.

(sym/sym)

Membagikan
Exit mobile version