Senin, Oktober 28


Jakarta

Tak hanya jadi gudangnya es kopi, Jakarta International Coffee Conference juga jadi gudangnya ilmu kopi. Banyak workshop tentang kopi yang dapat dipelajari.

Kopi tidak hanya dapat dinikmati sebagai minuman yang menyegarkan. Faktanya di dalam secangkir kopi begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik dan dipelajari oleh para penggemarnya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Rahmah selaku Chief of Ketiara Cooperative. Ia yang mengepalai suatu koperasi yang membawahi para petani kopi di Gayo menyebut perjalanan kopi tak hanya sekadar pada seduhan di dalam gelas.


“Proses membuat kopi itu sangat panjang, perjalanan kopi menjadi sajian di dalam gelas-gelas yang dinikmati butuh waktu proses yang tidak singkat. Sehingga kalau minum kopi itu sebaiknya dihabiskan untuk menghargai para petani dan orang-orang yang terlibat dalam prosesnya,” ujar Rahmah saat mengisi konferensi pada Jakarta International Coffee Conference (23/10).

Rahmah yang bertanggung jawab langsung terhadap para petani menyebut bahwa kopi sangat berguna untuk kehidupan warga lokal, terutama di Gayo. Berkat permintaan dan penjualan kopi Indonesia yang baik banyak tetangga dan para petani di sekitarnya mampu hidup dengan layak.

Ada workshop dan konferensi menarik pada acara JICC di Gedung AA Maramis. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Ketiara Cooperative diakui saat ini telah berhasil membina hingga lebih dari 1.600 petani kopi Aceh Gayo. Para petani ini berasal dari 80 desa di Gayo, Aceh dan didominasi sebanyak 70% oleh para petani perempuan.

Gonzaga Sidharta selaku Business Manager dari Adena Coffee membenarkan sudah sepatutnya kopi di Indonesia mendapatkan perhatian dan perawatan khusus. Bukan hal yang salah jika menyebut kopi Indonesia memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing di dunia.

Hanya saja kemampuan dan keterampilan para petani kopi yang masih membutuhkan banyak dukungan untuk mengolah kopinya menjadi lebih baik. Di tangan Rahmah, kopi Gaya telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang dikirim sampai ke Amerika Serikat.

Ia bercerita bahwa perjalanannya begitu panjang untuk mengurus berbagai sertifikasi baik mendapat status kopi organik hingga membuktikan fair trade atau perdagangan yang adil. Sehingga para pebisnis kopi maupun pemimpin koperasi tak hanya menguntungkan dirinya sendiri, melainkan juga membantu para petani meningkatkan status ekonominya.

Berbagai tenant kopi juga dapat ditemukan di sepanjang selasarnya. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Setelah puas belajar selama 1 jam, detikfood juga melihat bagian-bagian ruangan lain di AA Maramis, Jakarta Pusat yang menjadi tempat pelaksanaan Jakarta International Coffee Conference. Di sini para pelaku bisnis mulai dari UMKM hingga roastery diberikan kesempatan yang sama untuk mempromosikan produknya.

Kami sempat melihat ada produk kopi Bliyu yang merupakan produk asal Bandung dengan harga sangat terjangkau. Begitu pula dengan Espresso Embassy yang terkenal karena varietas kopi yang banyak. Mulai dari kopi lokal hingga dari seluruh dunia.

Banyak juga tenant-tenant kafe terkenal yang dipadati para pelanggan. Sambil berjalan-jalan melihat seluruh bagian JICC, para pengunjung dapat menyegarkan diri sembari menyeruput es kopi susu.

JICC tak hanya memanjakan penikmat kopi dan pelaku bisnis, tetapi untuk para barista yang ingin menantang kemampuannya juga difasilitasi. Ada beberapa kompetisi kopi yang disiapkan untuk mengasah kemampuan para barista yang ingin naik level.

Pada pagelaran tahun ini, Jakarta International Coffee Conference diselenggarakan di Gedung AA Maramis mulai tanggal 22-24 Oktober 2024. Acara tersebut setiap harinya berlangsung pukul 10.00-22.00 WIB.

(dfl/odi)

Membagikan
Exit mobile version