Rabu, Oktober 2

Jakarta

Dengan jet tempur F-15i, militer Israel dilaporkan menjatuhkan sekitar 80 bom bunker buster atau penghancur bunker di Beirut, membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Israel dilaporkan memakai bom jenis BLU-109 buatan AS dengan perangkat pemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition).

Jadi, rudal penghancur bunker menerobos ke dalam tanah, tak langsung meledak, dengan baja lebih tebal dari banyak bom lainnya. Sistem sekering tertunda memastikan bom meledak hanya setelah mencapai kedalaman tertentu, memaksimalkan kerusakan pada bunker bawah tanah.

Dalam foto satelit dari Planet Labs, terlihat foto sebelum dan sesudah serangan bunker buster yang menyasar markas Hizbullah di Dahiyeh, pinggiran kota Beirut. Beberapa gedung apartemen bertingkat, rata dengan tanah akibat serangan tersebut.


Dikutip detikINET dari Associated Press, lebih dari dua hari setelah serangan, asap masih mengepul dari reruntuhan bangunan yang membara. Orang-orang datang ke lokasi, sebagian memeriksa sisa-sisa rumah mereka, sebagian lagi memberi penghormatan dan berdoa.

Citra satelit sebelum dan sesudah serangan Israel di Beirut. Foto: Planet Labs

Beberapa kawah terlihat, yang kemungkinan digunakan oleh tim penyelamat untuk menembus lokasi ledakan, di mana beberapa di antaranya tampaknya sedalam 30 meter.

Adapun video dan citra yang dianalisis oleh CNN di lokasi, juga menunjukkan kawah besar dan dalam, dikelilingi puing-puing dari bangunan yang hancur. Analisis CNN terhadap video dan citra satelit mengonfirmasi empat gedung apartemen bertingkat hancur dalam serangan itu.

Israel merilis video yang memperlihatkan sedikitnya 8 jet tempur F-15I menuju Beirut saat serangan, tapi tak mengungkap jenis bomnya. Ahli mengatakan ledakan dan kerusakan sesuai dengan bom penghancur bunker seberat sekitar 900 kg berjenis BLU-109 buatan AS, dibekali perangkat pemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition).

Dua pejabat senior pertahanan Israel mengklaim ke New York Times bahwa 80 bom digunakan dalam serangan terhadap Nasrallah. Pakar ledakan Trevor Ball menilai jumlah itu masuk akal tetapi sulit untuk memastikannya berdasarkan citra kawah yang terlihat.

“Mungkin ada lebih banyak kawah serupa yang terisi reruntuhan bangunan. Tidak diketahui juga seberapa dalam dan luas fasilitas bawah tanah itu. Itu membuat sangat sulit untuk memperkirakan jumlah amunisi yang digunakan secara akurat,” katanya.

Bom bunker buster sendiri meledak hanya setelah mencapai target di kedalaman, dapat menembus hingga 30 meter. Usai ledakan, bunker buster menciptakan gelombang kejut yang dapat meruntuhkan seluruh bangunan.

[Gambas:Youtube]


(fyk/rns)

Membagikan
Exit mobile version