Jakarta –
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto berdiskusi dengan warga Desa Nagrak Utara, Sukabumi, Jawa Barat. Dia mengungkapkan banyak lulusan sarjana yang malu untuk ke desa.
Yandri mengatakan awalnya bicara terkait urbanisasi berpotensi buruk jika tidak segera dihentikan. Sebab perputaran ekonomi akan sulit merata.
“Sekarang kalau kita mau jujur sebenarnya, para anak muda kalau tinggal di desa, dengan ada sekarang bantuan alat pertanian, ada pupuk subsidi, kemudian bibit dan sebagainya. Tapi sekarang kan minder orangnya pak, malu. Sarjana itu kalau sudah sarjana malu kembali ke desa, itu jadi persoalan kita sekarang. Lebih baik dan nganggur di kota daripada pulang ke kampung, ini persoalan pak,” ujar Yandri saat diskusi dengan warga Nagrak Utara, Sukabumi, Senin (24/12/2024).
Menurut Yandri, para sarjana itu mending nganggur di kota alih-alih mendapat uang atau bekerja di desa. Untuk itu Yandri ingin agar para pemuda atau sarjana itu tak malu pulang ke desa, satu diantara caranya dengan membuat Badan Usaha Milil Desa (BUMDes) yang bernilai tinggi.
Yandri menambahkan, kini Presiden Prabowo menginginkan Indonesia bisa swasembada pangan dengan membuat lumbung pangan di tiap desa. Ke depannya, itu bisa dimanfaatkan untuk menopang program Makan Bergizi Gratis, hingga jadi lumbung pangan dunia atau diekspor.
“Nah itulah sekarang itu kita ingin membangun desa. Pak Prabowo ingin mengajak sarjana-sarjana itu kembali ke desa. Yang dilakukan oleh Menteri Pertanian sekarang, untuk kawasan timur yang banyak sekarang ada sekitar 10 ribu sarjana, diajak untuk bertani, pendapatannya 10 juta per bulan,” ungkapnya.
“Ya gak bisa sekaligus pak, gak mungkin kayak membalikkan terapak tahun, tiba-tiba semua desa dibangun, gak mungkin juga. Ini komitmen Pak Prabowo yang luar biasa,” sambungnya.
Kata Yandri, dana desa era Prabowo akan mencapai Rp 1 Miliar. Angka itu digunakan untuk membanbangun desa termasuk mendukung makan bergizi gratis.
(maa/maa)