Kamis, Oktober 31


Jakarta

Pria lulusan sarjana bisnis ini pilih alih profesi dan habiskan waktunya jadi petani. Pengabdiannya berujung memajukan pertanian keluarga hingga kampungnya.

Profesi petani banyak ditinggalkan karena tantangan yang terlalu besar tetapi untungnya yang sangat sedikit. Bahkan bagi generasi muda, pertanian kini kurang dilirik sampai bagi mereka yang lulus dari sekolah pertanian.

Tetapi berbeda kisahnya dengan pria paruh baya yang satu ini. Hampir setengah hidupnya dihabiskan untuk mengabdi demi kemajuan pertanian keluarga maupun kampung halamannya.


Adalah Nagaraj Nakhat yang dilaporkan oleh Krishi Jagran (21/10) kini sudah menginjak usia 76 tahun. Nakhat sebelumnya justru mengenyam pendidikan bisnis dan meraih gelar sarjananya pada bidang tersebut di Kolkata, India.

Sejak muda, pria ini habiskan setengah hidupnya untuk membangun pertanian di kampung halaman. Foto: Krishi Jagran

Setelah lulus, ia justru memilih untuk kembali ke Thakurganj pada 1968. Sejak saat itu ia memutar otak untuk memperbaiki, mengembangkan, sampai mendorong kegiatan pertanian di kampung halamannya tersebut.

Lebih lanjut Nakhat mengaku tujuannya menempuh pendidikan bisnis adalah untuk memajukan bisnis tradisional keluarganya dalam bidang pertanian. Tetap turun ke lahan dan mengolah sendiri tanah serta tanamannya tak kalah menarik baginya.

Perjalanan ini dimulai pada 1980an hingga 1990an ketika Nakhat menjadi pencetus kultivasi pisang di tanah Thakurganj. Ada beberapa varian pisang yang dikenalkannya kepada petani sekitar yaitu Malbhog, Martaban, Jahaji, Rovesta, dan pisang merah.

“Pada saat itu petani di kampungnya hanya menanam rami, padi, dan gandum. Aku (pada saat yang sama) melihat adanya potensi untuk mengenalkan tanaman komersial yang dapat mendatangkan keuntungan lebih tinggi,” ujar Nakhat.

Ia yang merupakan lulusan bisnis dengan yakin alih profesi mengembangkan pertanian di kampung halamannya. Foto: Krishi Jagran

Setelah berhasil dengan budidaya pisangnya, pada 2014 Nakhat mencoba menanam buah naga. Secara bertahap buah naganya ditanam mulai dari 100 pohon jingga kini telah lebih dari 17.000 pohon pada lahan seluas 2,8 hektar.

Tidak hanya pertanian pintar yang digagasnya berhasil untuk warga Seemanchal, Bihar, India tetapi ia sampai dapat perhatian dari para petani dan ahli agrikultur. Ia diajak bekerja sama dengan Krishi Vigyan Kendra selaku pusat ilmu pertanian terkemuka di India.

Nakhat secara khusus diajarkan ilmu untuk meningkatkan teknik pertanian hingga meningkatkan produktivitas dari pohon buah naganya. “Menanam buah naga awalnya adalah tantangan, tetapi aku melihatnya sebagai potensi. Dengan bantuan dari KVK di Kishanganj, aku menerapkan teknik modern untuk memastikan keberhasilan,” lanjut Nakhat.

Upayanya yang telah berlangsung sejak 10 tahun lalu mendatangkan keberhasilan dengan bukti hasil panen mencapai 50 metrik ton pada 2023. Bahkan pada masa pandemi 4 tahun lalu, pasokan buah dari Nakhat yang menguatkan beberapa daerah di sekitarnya tetap mendapatkan asupan buah segar.

(dfl/odi)

Membagikan
Exit mobile version