Rabu, Januari 8


Depok

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok tidak memperpanjang kontrak Sandi Butar Butar yang sempat viral karena ‘room tour’ alat operasional Pemadam Kebakaran (Damkar) Depok rusak dan melaporkan dugaan korupsi. Sandi mengklaim tak ada evaluasi kinerja selama 10 tahun dia bekerja di Damkar Depok.

“Nggak ada, (selama hampir 10 tahun kerja) nggak pernah ada (evaluasi kinerja),” kata Sandi kepada wartawan di Depok, Selasa (7/1/2025).

Dia mengaku tak mengetahui seperti apa standar yang menjadi evaluasi Damkar. Sandi menilai dirinya bekerja dengan baik.


“Faktor-faktornya sih yang saya baca melayani sesuai SOP aja, terus harus mematuhi perintah pimpinan. Kalau dibilang mematuhi perintah pimpinan, mematuhi perintah pimpinan sesuai kerja kan? Kalau misalnya kerja, disuruh jalan ya saya jalan. Disuruh ini itu ya saya jalan,” jelasnya.

Dia mengatakan ada tiga petugas Damkar, termasuk dirinya, yang tak diperpanjang kontrak kerjanya. Namun ia mengaku bingung akan alasan pemberhentian dirinya.

“Sebenarnya ada tiga, yang dua karena jarang masuk. Kalau saya kan, boleh tanya rekan saya satu satu tim. Saya nggak tahu ya, Kepala UPT atau Kasubag saya manipulasi absen saya atau tidak,” kata dia.

“Tapi kan di situ ada samping kantor. Ada kantor polsek, koramil, bahkan tukang dagang juga tahu saya masuknya seperti apa,” ucapnya.

Sandi mengaku tak mengetahui ada evaluasi kinerja hingga berujung tak berlanjutnya kontrak. Namun ia mengaku ada laporan kinerja yang dibuat anggota.

“Kan kita bikin lapkin (laporan kinerja). Terkadang lapkinnya itu juga semua. Kita kadang udah bikin lapkin, yang harusnya kan lapkinnya itu dikumpulkan dan yang tanda tangan itu Kepala UPT dan yang lain-lain. Ini malah anggota semua yang bikin, enggak mereka. Kan harusnya penilaianya dari pimpinan tapi kita yang harus mengarang bebas,” tutupnya.

(dnu/dnu)

Membagikan
Exit mobile version