Rabu, September 25


Jakarta

RS Polri masih melakukan identifikasi terhadap lima dari tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat. Karumkit Polri Brigjen Prima Heru Yulijartono menyebut proses identifikasi perlu kehati-hatian.

“Sejak diterima jenazah, tim telah berupaya maksimal melakukan proses identifikasi korban dan untuk memastikan penyebab kematian. Di mana proses ini dilakukan dengan prinsip kehati-hatian sehingga didapat dapat posmortem yang akurat,” kata Prima di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (24/9/2024).

Prima mengatakan ketujuh jenazah yang ditemukan sudah meninggal selama 24 jam. Prima mengatakan dalam proses autopsi ketujuh jenazah dokter sudah mengambil sampel untuk mengidentifikasi para korban.


“Tujuh jenazah ini pada saat diautopsi, kita sudah mengambil sampelnya. Sampel-sampel untuk pemeriksaan toksikologi, untuk pemeriksaan narkotika juga sampel untuk pemeriksaan yang lain, termasuk DNA,” ujarnya.

“Di mana kita itu untuk identifikasi itu ada data primer. Data primer itu, satu odontologi gigi, kedua sidik jari, ketiga DNA, apabila salah satunya ini sudah ada, odontologi, sidik jari, kita tidak perlu pemeriksaan DNA. Di pemeriksaan DNA adalah pemeriksaan untuk mencari data primer yang terakhir,” imbuhnya.

Sejauh ini, pihak kepolisian sudah mengidentifikasi dua jenazah melalui data sidik jari. Keduanya diketuai bernama Muhammad Rizki (19) dan Ahmad Davi (16). Namun demikian, data primer kelima jenazah lainnya belum lengkap.

“Kayak yang dua (korban teridentifikasi) ini, tadi sudah disebutkan Karo Dokpol, sudah teridentifikasi dari sidik jari. Yang lima ini terus terang belum lengkap untuk dapat primernya, sehingga kita masih mencari,” jelasnya.

Untuk itu, kata dia, akan dilakukan proses pemeriksaan lanjutan yakni melalui tes DNA. Namun demikian, Prima menyebut kondisi darah dan cairan di tubuh jenazah para korban sudah rusak. Proses identifikasi dimungkinkan berlanjut menggunakan sampel tulang.

“Untuk pemeriksaan DNA, itu rata-rata butuh 7 hari karena di situ ada beberapa proses yang harus dijalani. Nanti ada proses-proses, tahapan-tahapan. Kalau dia dengan darah bisa diperiksa akan lebih cepat. Tapi ternyata kalau darahnya sudah rusak, maka kita akan periksa dengan tulang,” jelasnya.

“Kalau sudah tulang itu lebih lama lagi. Kalau dia dengan darah, atau dengan cairan dari korban, itu bisa keluar profil DNA nya, itu akan lebih cepat. Tapi ini kan sudah sudah terendam dua hari, sehingga darah dan cairan pasti sudah rusak,” imbuhnya.

Namun demikian, pihaknya masih berusaha untuk melakukan identifikasi menggunakan darah korban. Jika tidak bisa, maka pihak kedokteran akan melakukan proses identifikasi menggunakan tulang.

“Kita masih berusaha yang dari cairan, apakah keluar profilnya tidak, profil DNA-nya, data DNA. Tapi kalau tidak, kita akan melanjutkan ke arah ulang, itu akan terlalu lama, karena kalau tulang itu ada proses dibersihkan dulu, dikeringkan, dihancurkan, dan lain lain,” ujarnya.

Sebagai informasi, ketujuh korban ditemukan pada Minggu (22/9) pagi hingga membuat warga heboh. Dari penyelidikan sementara, diduga ketujuh korban nekat menceburkan diri ke kali untuk menghindari patroli kepolisian. Mereka menceburkan diri pada Sabtu (21/9) dini hari.

Diduga para korban bersama puluhan orang lainnya berkumpul di lokasi untuk melakukan aksi tawuran. Pihak kepolisian sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka lantaran kedapatan membawa senjata tajam. Hingga kini kasus tersebut masih diselidiki lebih dalam.

Simak juga Video: 7 Jenazah Ditemukan Mengambang di Kali Bekasi Belum Teridentifikasi

[Gambas:Video 20detik]

(wnv/idn)

Membagikan
Exit mobile version