Sabtu, November 2


Jakarta

Sejumlah wilayah di Indonesia dilanda wabah flu Singapura, atau yang dikenal juga sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sampai minggu ke-11 di 2024 tercatat sudah ada lebih dari 5 ribu kasus flu Singapura terjadi di Tanah Air.

Flu Singapura adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Coxsackievirus. Meski disebut sebagai flu, penyakit ini tidak berkaitan dengan virus influenza.

Spesialis paru sekaligus Ketua Satgas COVID PB IDI & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI, Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) mengungkapkan gejala flu Singapura biasanya ditandai dengan demam, sakit atau nyeri tenggorokan, dan batuk.


Selain itu, flu Singapura juga memiliki gejala khusus berupa ruam lenting yang muncul pada mulut, tangan dan kaki. Lenting adalah kondisi kulit seperti melepuh berbentuk gelembung dan berisi cairan.

“Apabila (lentingnya) pecah, menimbulkan ulkus atau luka, kemudian menjadi koreng. Kalau di mulut, dia pecah akan menjadi sariawan, dan ini mengganggu sekali buat anak karena sulit makan,” terang Prof Erlina melalui konferensi secara daring, Rabu (27/3/2024).

Di sisi lain, ruam lenting juga dapat ditimbulkan oleh cacar air dan cacar monyet. Terkait hal tersebut, Prof Erlina membagikan tips untuk membedakan antara lenting akibat flu Singapura dan cacar.

“Cacar air ini ruamnya ada kebanyakan ada di wajah, kepala baru kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Sementara cacar monyet pada tangan, kaki, kemaluan hingga seluruh tubuh,” terangnya.

“Flu Singapura tadi dikatakan penyebarannya di akral, artinya di akral itu tangan dan kaki. Kemudian, di mukosa, terutama mukosa mulut. Makanya tadi ada sariawannya,” pungkasnya Prof Erlina.

Simak Video “Ini Bedanya Cacar Air dan Flu Singapura Walau Sama-sama Picu Lenting di Kulit
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Membagikan
Exit mobile version