Jumat, Januari 31

Jakarta

Pengembangan asisten AI DeepSeek yang cuma membutuhkan dana USD 6 juta membuat saham Nvidia anjlok. Kondisi ini langsung dimanfaatkan oleh mantan bos Intel Pat Gelsinger.

Gelsinger mengakui kalau ia memborong sejumlah saham Nvidia dan beberapa saham lain terkait AI. Menurutnya, reaksi negatif pasar terhadap Nvidia atas kemunculan DeepSeek ini tidak tepat.

“Reaksi pasar ini salah, menurunkan biaya AI malah akan memperluas pasar. Hari ini saya adalah pembeli saham Nvidia dan AI dan menikmati keuntungan dari harga yang lebih murah,” kata Gelsinger.


Reaksi atas kemunculan DeepSeek ini mengabaikan tiga pelajaran penting dari perkembangan komputasi selama lima dekade. Pertama, menurunkan persyaratan dari sumber daya komputasi akan memperluas pasar, bukan menguranginya.

Sama seperti perkembangan PC dan perangkat mobile yang menggenjot pertumbuhan perangkat ini secara besar-besaran. Begitu juga dengan AI, yang semakin rendah biaya pengembangannya, maka akan semakin banyak diintegrasikan ke berbagai aplikasi yang nantinya akan memicu peningkatan adopsi di masyarakat.

Kedua, pengembangan akan makin maju dalam tekanan. Seperti diketahui, DeepSeek menghadapi berbagai pembatasan ekspor yang membuat sumber daya mereka terbatas, namun mereka kemudian bisa membuat solusi kelas dunia yang biayanya jauh lebih rendah dibanding pesaingnya.

Ketiga, keterbukaan mendorong terjadinya inovasi. Penggunaan model AI yang tertutup membatasi transparansi dan kolaborasi. Sebaliknya, ekosistem terbuka seperti Linux, WiFi, dan USB, sukses mendorong munculnya inovasi. DeepSeek menggunakan pendekatan terbuka, yang menjadi pengingat pentingnya berbagai inovasi dalam AI.

“Keterbukaan selalu menang jika diberikan kesempatan. AI terlalu penting untuk masa depan kita jika sekadar dikembangkan dalam ekosistem tertutup, dan nanti bisa menjadi satu-satunya ekosistem di dunia ini,” kata Gelsinger, seperti dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (31/1/2025).

(asj/fay)

Membagikan
Exit mobile version