Selasa, Oktober 8


Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis Laporan Surveillance Perbankan Indonesia Triwulan IV 2023. Dari laporan OJK sejumlah bank-bank besar mulai mengurangi jumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh Indonesia.

Dikutip dari laporan tersebut, Minggu (16/6/2024), jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) di seluruh Indonesia berjumlah 115.539 per triwulan IV-2023. Jumlahnya berkurang 4.676 unit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama pada layanan syariah UUS dan terminal perbankan
elektronik (ATM/CDM/CRM).

Jaringan kantor terbanyak masih didominasi oleh terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) sebanyak 91.412 unit. Jumlah itu menurun 1.417 unit dari setahun sebelumnya 92.829 unit dari tiga bulan sebelumnya.


Namun sedikit berbeda dengan BUK, jumlah terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) pada Bank Umum Syariah (BUS) naik tipis, dari triwulan sebelumnya di 4.425 unit menjadi 4.450 unit pada Triwulan IV 2023. Begitu pula dengan jaringan kantor secara keseluruhan terjadi peningkatan dari 6.729 menjadi 6.782.

“Tiga di antaranya merupakan jaringan kantor luar negeri (dua KC dan satu terminal elektronik). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, secara total terdapat peningkatan sebanyak 53 jaringan kantor BUS, dengan peningkatan terbanyak pada terminal elektronik,” tulis OJK.

Lalu, bagaimana dengan kondisi pemain-pemain besar di Indonesia? Berikut informasi dari 4 bank dengan aset terbesar di Tanah Air berdasarkan Laporan Tahunan 2023 tiap-tiap perusahaan.

1. Bank Mandiri

Bank Mandiri mencatatkan penurunan jumlah ATM dalam jangka Waktu 5 tahun terakhir. Pada tahun 2019, jumlah ATM Bank mandiri tercatat sebanyak 18.291 unit, kemudian jumlahnya menurun menjadi 13.217 unit pada 2020.

Tren penurunan pun terus terjadi, di mana pada tahun 2021 silam jumlah ATM Bank Mandiri turun lagi menjadi 13.087, kemudian pada 2022 jumlahnya turun menjadi 13.027, dan terakhir pada 2023 jumlahnya tinggal 12.906.

2. BRI

Kondisi serupa juga terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Pada tahun 2019 silam, unit ATM BRI mencapai 19.184 unit, lalu turun di 2020 menjadi 16.880 unit, dan di 2021 menjadi tinggal 14.463. Lalu pada 2022, jumlahnya menjadi tinggal 13.863 unit dan di 2023 jumlahnya hanya tersisa 12.263 unit ATM.

3. BCA

Berkebalikan dengan dua bank sebelumnya, jumlah ATM PT Bank Central Asia Tbk atau BCA justru malah meningkat. BCA mengoperasikan sebanyak 19.047 ATM, yang sebagian besar merupakan ATM setor-tarik (CRM) dan ATM multifungsi. Angka ini naik dari jumlahnya yang mencapai 18.268 di 2023.

Pada 2019 silam BCA memiliki setidaknya 17.928 unit ATM. Kemudian jumlah ini sedikit turun di 2020 menjadi 17.623. Namun pada 2021 angkanya Kembali naik menjadi 18.034 unit ATM, dan terus naik hingga 2023.

4. BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga mengalami tren penurunan unit ATM. Pada tahun 2023, BNI mengoperasikan 13.390 unit ATM, termasuk 10 ATM/CRM di luar negeri. Jumlah ini turun dari 2022 yang mencapai 16.125 unit.

Begitu pula di tahun-tahun sebelumnya. Pada 2019, jumlah ATM BNI mencapai 18.659 unit. Jumlah ini turun di 2020 menjadi 18.230 unit. Penurunan cukup drastic terjadi pada 2021, di mana ATM BNI tersisa hanya 16.385 unit.

Menanggapi fenomena ini Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, pengurangan jumlah mesin ATM di Indonesia akan menjadi sebuah tren yang berlanjut. Pengurangan ini dipengaruhi beberapa faktor, termasuk kebijakan dari bank yang berusaha mengoptimalkan biaya operasional dan beralih ke layanan perbankan digital yang lebih efisien.

Menurutnya, kondisi ini seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi digital oleh nasabah, kebutuhan akan layanan perbankan fisik seperti ATM semakin berkurang. Hal ini juga tercermin dari pengurangan layanan syariah UUS yang dipengaruhi oleh peraturan OJK tentang Unit Usaha Syariah. Aturan itu mengatur penyesuaian pelaporan data jaringan kantor dengan menghapus pelaporan untuk Kantor Cabang Pembantu (KCP).

“Ke depan, tren ini kemungkinan akan terus berlanjut dengan lebih banyak bank yang berfokus pada pengembangan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin mengutamakan kenyamanan dan aksesibilitas layanan perbankan melalui platform digital,” kata Paul, kepada detikcom, Minggu (16/6/2024).

(kil/kil)

Membagikan
Exit mobile version