Selasa, September 24


Jakarta

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah berada di level 7-8% pada tahun 1990-an. Pertumbuhan itu terjadi di era Presiden ke-2 Soeharto.

“Dalam 50 tahun sejarah Indonesia, pertumbuhan tertinggi sebenarnya dicapai pada tahun 1990-an, ketika kita mampu memperoleh pertumbuhan ekonomi sekitar 8%,” kata Sri Mulyani dalam acara The International Seminar and Growth Academy ASEAN di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Kondisi itu dinilai persis seperti di India saat ini. Sayangnya Indonesia tidak bisa mempertahankannya sehingga pada era 2000-an ekonomi Indonesia terbilang stagnan sampai saat ini dengan rata-rata pertumbuhan di kisaran 5%.


“Pertanyaannya bukan hanya apakah Anda mencapai tingkat yang tinggi seperti itu, tetapi berapa lama Anda dapat mempertahankan pertumbuhan tingkat tinggi seperti itu sehingga memungkinkan Anda untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyat dan keluar dari perangkap pendapatan menengah,” tutur Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi untuk Indonesia bisa keluar dari status negara berpendapatan menengah atau middle income trap. Tidak cukup hanya di level 5%.

“Jadi Indonesia dengan pertumbuhan 5% selama dekade yang penuh gejolak ini, apakah itu gejolak karena pandemi, geopolitik atau dalam hal gangguan yang datang dari bencana alam atau teknologi digital, kita perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tutur Sri Mulyani.

Presiden terpilih Prabowo Subianto sendiri optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% dalam lima tahun ke depan. Meskipun, dalam target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 masih di level 5,2%.

“Tadi Menko Perekonomian menyampaikan bahwa kita optimis kita bisa mencapai lebih dari 5% pertumbuhan. Kalau saya, lebih berani lagi. Kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi. Kalau saya optimis kita bisa mencapai 8% (pertumbuhan ekonomi),” kata dia dalam acara Peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0, di Hotel St Regis, Jakarta, Kamis (18/7).

Prabowo mengaku telah melakukan taruhan dengan beberapa menteri negara lain yang tidak ingin dia sebutkan. Dia membuat taruhan jika dalam lima tahun ke depan ekonomi Indonesia tembus 8%, maka menteri negara lain yang dimaksud akan mentraktir Prabowo makan malam.

“Saya taruhan dengan beberapa menteri dari sebuah negara tetangga, saya tak sebut negara mana, banyak wartawan. Ada beberapa menteri dari sebuah negara yang taruhan sama saya ‘your excellency if you can achieve 8% growth once sekali sama 5 tahun akan datang’ mereka akan membelikan makan malam untuk saya. Saya bilang ‘your on’, kalau kita mencapai 8% anda harus belikan saya makan malam,” ujar dia.

(aid/kil)

Membagikan
Exit mobile version