Kamis, Oktober 3


Gresik

Tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Mari lihat keseruan bule-bule Australia saat sedang belajar membatik di Gresik.

Menyambut momen spesial Hari Batik, Rumah Cagar Budaya Gajah Mungkur di Gresik memberi kesempatan para pengunjung untuk belajar membuat batik.

Pemandangan unik pun tersaji saat rombongan tur wisata heritage mampir ke cagar budaya yang berdiri sejak 1898 di Jalan Nyai Ageng Arem-arem, Kelurahan Kebungson, Gresik tersebut.


Awalnya mereka berkesempatan melihat beragam galeri batik premium khas kota Pudak. Koleksi batik itu telah ada sejak 1900-an dan merupakan warisan turun-temurun.

Rombongan tur tersebut tampak antusias. Satu persatu mereka mendapat kesempatan untuk mencanting gambar khas batik Gresik, mulai Damar Kurung, Rusa Bawean, hingga rumah ikonik Gajah Mungkur.

Salah satu yang tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya saat membatik adalah Graeme. Bule Australia itu begitu senang. Karena ini adalah pengalaman pertama bagi dirinya untuk mencanting batik secara langsung.

“Saya tak menyangka punya kesempatan membuat batik di sini,” ujar Graeme.

Graeme mengaku sering memakai batik. Namun, baru kali ini dia tahu secara langsung proses pembuatannya. Tak hanya itu, dia juga terlibat langsung dalam produksi.

“Benar-benar istimewa. Ini sangat istimewa. Ternyata baju batik yang sering saya pakai di acara penting, membuatnya begitu rumit,” tambahnya.

Di dalam rombongan tersebut juga ada Sylvi Mutiara. Kolektor batik asal Surabaya itu sengaja memborong beberapa koleksi batik.

“Buat oleh-oleh sahabat saya di Prancis. Saya akan kirim minggu depan, mereka sangat penasaran dengan batik tulis,” ucap Sylvi.

Sementara itu, pemilik batik Gajah Mungkur, Choiri menyenut bahwa pihaknya rutin menggelar event menjelang perayaan Hari Batik Nasional.

Menurutnya itu adalah momen istimewas di mana masyarakat Indonesia merayakan kekayaan budaya dengan mengenakan batik. Kain tradisional tersebut memang salah satu simbol ikonik Indonesia.

“Perayaan Hari Batik Nasional ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk lebih memahami sejarah dan makna di balik batik dan menghargai upaya menjaga warisan budaya,” tutur Choiri.

Pada kesempatan itu, Choiri juga memamerkan koleksi batik tulis Premium terbaru. Batik itu diproduksi secara eksklusif untuk para kolektor. Batik yang memiliki nomor seri itu dibanderol Rp 50 juta.

Choiri menerangkan promosi batik khas Gresik harus gencar dilakukan. Peringatan Hari Batik Nasional jadi kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk bersatu dalam mengenakan batik sekaligus mengekspresikan cinta terhadap budaya dan tradisi Indonesia.

“Batik sudah ada selama berabad-abad di Indonesia. Ini bukan hanya sekadar pakaian, tapi juga karya seni yang rumit dan indah yang menggambarkan berbagai unsur budaya dan makna. Batik tak hanya jadi bagian integral dari budaya Indonesia, tapi juga dikenal di seluruh dunia sebagai simbol kreativitas dan kerajinan tangan,” pungkasnya.

——

Artikel ini telah naik di detikJatim.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version