Minggu, Desember 22


Jakarta

Kadishub Provinsi Jakarta, Syafrin Liputo, menyebut rute TransJakarta Koridor 1 Blok M-Kota akan dilakukan rerouting atau perubahan rute. Dengan adanya rerouting tersebut, Dishub Jakarta berencana akan menyesuaikan tarif MRT Jakarta.

“Kalau (tarif) itu nanti, itu kan nanti di-adjust (menyesuaikan) secara keseluruhan,” kata Syafrin kepada wartawan di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (21/12/2024).

Sebabnya, menurut Syafrin, banyak penolakan dari pengguna TransJakarta soal wacana penghapusan rute Blok M-Kota. Sejumlah warga menilai dengan dihapusnya koridor 1 itu biaya dikeluarkan untuk naik transportasi umum akan lebih banyak.


Terlebih saat ini tarif MRT berbeda-beda, tergantung dari asal dan tujuan perjalanan. Namun, moda transportasi TransJakarta, tarifnya sudah disesuaikan sebesar Rp 3.500.

Sementara itu, Syafrin menjelaskan bahwa rute TransJakarta Blok M-Kota yang bersinggungan langsung dengan rute MRT Lebak Bulus-Kota rencananya akan dihapus 2029. Penghapusan rute tersebut dilakukan untuk efisiensi pengelolaan dana subsidi.

“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memiliki rencana induk transportasi Jakarta sehingga harus ada efisiensi pengelolaan dana PSO (public service obligation),” ungkapnya.

“Otomatis nantinya layanan MRT itu jadi full Lebak Bulus-Kota sehingga akan ada layanan TransJakarta yang berhimpitan 100 persen dengan layanan MRT yaitu Blok M-Kota,”sambungnya.

Fahri (32) seorang pekerja yang sering menggunakan TransJakarta jadi salah satu yang menentang wacana itu. Menurutnya jika TransJakarta koridor 1 diganti dengan MRT, itu akan memberatkan masyarakat menengah ke bawah.

“Kalau saya sendiri selaku pengguna setianya TransJakarta sangat menentang hal tersebut. Karena koridor 1 ini kan koridor yang paling tua ya, dari 2004 kalau nggak salah. Usianya udah 20-an tahun. Terus yang pakai juga banyak banget,” kata Fahri saat ditemui di Halte Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).

“Jadi kalau misalnya itu dihilangkan, terus diganti menjadi MRT yang tarifnya pasti lebih mahal, saya rasa itu sangat tidak berpihak pada masyarakat menengah ke bawah,” lanjutnya.

(bel/rfs)

Membagikan
Exit mobile version