Sabtu, Januari 4


Jakarta

Pemerintah Ukraina mengatakan bahwa pihaknya telah menghentikan pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui wilayahnya. Hal ini dilakukan lantaran perjanjian transit lima tahun berakhir pada hari Rabu, 1 Januari 2025.

Penutupan salah satu rute gas tertua Rusia ke Uni Eropa sudah diperkirakan terjadi ketika perang Moskow di Ukraina akan segera memasuki tahun keempat. Kementerian Energi Ukraina mengatakan pihaknya mengakhiri perjanjian itu demi kepentingan keamanan nasional.

“Kami telah menghentikan transit gas Rusia. Ini adalah peristiwa bersejarah,” kata pihak kementerian, melansir dari CNN Internasional pada Rabu (1/1/2025).

Pihak kementerian mengatakan bahwa infrastruktur transportasi gas telah dipersiapkan sebelum habis masa berlakunya. Sejak invasi Moskow ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, Uni Eropa berupaya mendiversifikasi pasokan energinya dan mengurangi ketergantungannya pada Rusia.

Menurut European Council, impor gas pipa ke Uni Eropa dari Rusia telah berkurang drastis hingga turun dari lebih dari 40% pada tahun 2021 menjadi sekitar 8% pada tahun 2023.


Dengan ditutupnya jalur melalui Ukraina, Rusia hanya memiliki satu cara lagi untuk menyalurkan gas melalui pipa ke Eropa yaitu melalui pipa TurkStream yang melintasi Turki hingga Bulgaria.

Tahun lalu, perusahaan gas raksasa milik Kremlin, Gazprom, yang menandatangani perjanjian transit dengan Naftogaz dari Ukraina pada tahun 2019, mencatat kerugian sebesar US$ 6,9 miliar atau setara Rp 111,9 triliun, yang merupakan kerugian pertama dalam lebih dari 20 tahun.

Menurut laporan dari Reuters, hal ini disebabkan karena berkurangnya penjualan ke Eropa, meskipun ada upaya untuk meningkatkan ekspor ke pembeli baru yaitu Tiongkok.

Ukraina kini menghadapi kerugian sekitar US$ 800 juta atau setara Rp 12,9 triliun per tahun dalam biaya transit dari Rusia, sementara Gazprom akan kehilangan hampir US$ 5 miliar atau setara Rp 81,1 triliun dalam penjualan gas.

Beberapa negara Eropa yang masih membeli gas dari Rusia, seperti Slovakia dan Austria, sebelumnya juga telah mengatur jalur pasokan alternatif lainnya.

(eds/eds)

Membagikan
Exit mobile version