Pompeii –
Sebuah rumah mungil ditemukan di Pompeii, Italia. Rumah itu membuat arkeolog terpukau, sebab banyak tersimpan lukisan di dalamnya.
Dilansir dari CNN pada Sabtu (26/10/2024), berada di distrik pusat kota kuno, rumah itu memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki halaman tengah terbuka layaknya arsitektur khas Romawi saat itu.
Para arkeolog mengatakan ini dapat terjadi karena adanya pergeseran tren dalam masyarakat Romawi, khususnya masyarakat Pompeii selama abad pertama masehi.
Pompeii hancur akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi ketika bangunan-bangunannya dan ribuan penduduknya terkubur di bawah lapisan abu dan batu apung. Lapisan itu dengan sempurna mengawetkan kota tersebut selama ribuan tahun, menjadikannya salah satu situs arkeologi terpenting di dunia karena menawarkan wawasan yang belum pernah ada sebelumnya tentang kehidupan sehari-hari orang Romawi.
Penemuan terbaru ini menyoroti dekorasi berhias yang dinikmati orang-orang Romawi yang kaya di rumah mereka, beberapa lukisan dinding menggambarkan adegan-adegan mistis dan yang lainnya dihiasi dengan motif tumbuhan dan hewan pada latar belakang putih.
Satu lukisan persegi kecil yang dipasang di dinding bercat biru menggambarkan hubungan antara satir dan nimfa, sementara yang lain menunjukkan Hippolytus, putra raja Yunani Theseus, dan ibu tirinya Phaedra yang jatuh cinta padanya sebelum bunuh diri ketika dia menolaknya dengan jijik.
Satu lukisan dinding kemungkinan menggambarkan Penghakiman Paris, meskipun telah rusak oleh penggalian sebelumnya, dan yang lain menunjukkan Venus, dewi cinta, dan Adonis, kekasihnya yang fana.
Lukisan dinding erotis dan rumit seperti ini telah ditemukan di Pompeii sebelumnya. Satu rumah yang dipenuhi lukisan dinding erotis dibuka kembali untuk umum pada Januari 2023 setelah ditutup selama 20 tahun sementara lukisan dinding lain yang menggambarkan adegan erotis dari mitos Yunani “Leda dan Angsa” ditemukan pada tahun 2018.
Di tempat lain di rumah yang baru digali ini, persembahan ritual terakhir yang ditinggalkan sebelum letusan masih tersisa di kuil rumah tangga, yang dikenal sebagai lararium.
“Kami memiliki arkeolog, pemulih, arkeobotani di sini untuk memahami dengan tepat bagaimana ritual pengorbanan terakhir dilakukan sebelum letusan,” kata Gabriel Zuchtriegel, direktur taman, dalam sebuah pernyataan.
“Masih ada sisa-sisa ritual yang terbakar ini, ada pisau yang digunakan,” kata Zuchtriegel.
Penggalian ini dilakukan di bawah pengawasan publik yang dapat mengakses situs tersebut melalui jalan setapak yang digantung dan menyaksikan para arkeolog bekerja.
(bnl/fem)