Kamis, November 14


Jakarta

Rumah Menendez di Beverly Hills ramai dikunjungi setelah dokumenter Netflix. Warga risih dan merasa terganggu

Meski Los Angeles tidak terkenal dengan wisata misteri, keadaan berubah setelah dirilisnya dokumenter Netflix ‘The Menendez Brothers’ (2024) dan ‘Monsters: The Jeffrey Dahmer Story’ (2022). Melansir The Travel, Selasa (12/11/2024) rumah bekas keluarga Menendez di Beverly Hills menjadi tujuan wisata yang sangat ramai, dengan bus wisata dan mobil-mobil berlalu lalang hanya untuk melihat rumah tersebut.

Berlokasi di Beverly Hills, California, rumah keluarga Menendez itu kini telah menjadi tempat wisata yang ramai setelah dokumenter tersebut dirilis. Menurut laporan CNN, wisatawan dari berbagai negara seperti Argentina, Guatemala, Kolombia, dan Swedia, datang jauh-jauh untuk mengunjungi lokasi pembunuhan itu.


Namun reaksi dari warga sekitar tidak begitu positif. Salah seorang penduduk setempat mengungkapkan bahwa ia sudah tidak sabar menunggu hiruk-pikuk tersebut berakhir, meskipun ia menyadari bahwa keramaian itu mungkin akan berlangsung lama.

“Kita mungkin harus menunggu satu atau dua dekade agar keadaan tenang lagi dan semoga tidak ada film dokumenter baru dalam 20 tahun ke depan,” kata warga tersebut.

Setelah bertahun-tahun berlalu, rumah mewah di Beverly Hills itu kini telah memiliki pemilik baru. Tepat 28 tahun setelah hakim memvonis kedua Menendez bersaudara itu bersalah, rumah tersebut dijual dengan harga USD 17 juta.

Meski identitas pembelinya tidak diungkapkan, rumah seluas 841,4 meter persegi itu memiliki tujuh kamar tidur. Dan video-video yang dirilis menunjukkan bahwa rumah tersebut sedang mengalami renovasi besar-besaran.

Selain itu, tayangan Netflix yang berjudul ‘Monster: The Jeffrey Dahmer Story’ juga menarik perhatian banyak penonton, menghidupkan kembali minat pada kehidupan Jeffrey Dahmer dan rumah tempat ia menyimpan 11 mayat.

Dahmer tinggal di Apartemen 213 yang terletak di 924 North 25th Street, Milwaukee, Wisconsin. Kini, lokasi tersebut sudah kosong karena kompleks yang terdiri dari 49 unit itu dibongkar setahun setelah pembunuhan Dahmer terungkap berdasarkan permintaan keluarga korban.

John Hopkins yang pada waktu itu menjabat sebagai wakil presiden komunikasi di Marquette, mengatakan bahwa meskipun tanah tersebut masih dijual, belum ada yang berminat membeli.

“Memahami sejarahnya, Anda bisa mengerti kenapa orang-orang enggan membeli tanah ini,” ujarnya.

Sebuah tugu peringatan sempat dibahas, namun Direktur Eksekutif Avenues West Association, June Moberly, merasa bahwa terus mengingat tragedi itu bukanlah cara yang tepat untuk membantu pemulihan lingkungan tersebut.

“Itu adalah kejadian yang sangat mengerikan, tetapi terus mengingatkannya tidak akan membantu kawasan ini untuk pulih,” kata Moberly.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version