Selasa, April 1

Jakarta

Meski diprotes oleh banyak ilmuwan di dunia, Royal Society (akademi ilmiah tertua di dunia) memilih untuk tidak memberikan tindakan tegas kepada Elon Musk.

Musk, CEO Tesla dan SpaceX yang juga memiliki platform media sosial X, terpilih sebagai anggota akademi sains nasional Inggris itu pada tahun 2018. Ini sebagai pengakuan atas karyanya di industri luar angkasa dan kendaraan listrik.

Namun, selama setahun terakhir, seruan telah meningkat dari anggota dan komunitas ilmiah yang lebih luas agar Royal Society mengambil tindakan. Muncul kekhawatiran bahwa Musk telah melanggar kode etik akademi dengan berbagai insiden mulai menyebut anggota parlemen Inggris Jess Phillips sebagai ‘pembela genosida rudapaksa’ hingga perannya dalam melakukan pemotongan besar-besaran terhadap dana penelitian di AS melalui Department of Government Efficiency (DOGE).


Melalui email yang dilihat The Guardian, presiden Royal Society, Sir Adrian Smith, menjelaskan bahwa Musk tidak akan menghadapi penyelidikan. Email ini dikirim ke semua anggota Society. Akan tetapi, pihaknya mengaku para dewan akan selalu bertanggung jawab untuk bertindak demi kepentingan terbaik masyarakat.

Email Smith mengatakan keputusan untuk tidak menempuh jalur proses disiplin formal tidak boleh diartikan sebagai dewan memaafkan serangan terhadap sains atau ilmuwan.

“Pandangan dewan adalah bahwa membuat penilaian tentang penerimaan pandangan dan tindakan anggota, khususnya yang mungkin dianggap politis, dapat lebih banyak merugikan daripada menguntungkan masyarakat dan tujuan sains secara umum. Dewan percaya bahwa proses disipliner tidak boleh dimulai atas dasar tersebut,” tulis Smith.

Society menyebut tantangan yang dihadapi sains saat ini jauh lebih luas daripada tantangan individu mana pun.

“Serta orang lain yang telah menyatakan kekhawatiran mereka secara terpisah, merasakan bahwa kita harus memfokuskan energi kita untuk membuat argumen yang berprinsip bagi sains,” imbuhnya.

Email tersebut muncul setelah periode yang sulit bagi akademi pada beberapa bulan lalu. Ada dua ilmuwan terkemuka mengundurkan diri mereka sebagai bentuk protes dan lebih dari 3.400 anggota komunitas ilmiah menandatangani surat terbuka yang menyatakan kekecewaan serupa. Beberapa anggota, termasuk peraih Nobel dan pelopor AI Geoffrey Hinton, bahkan secara eksplisit menyerukan pengusiran Musk.

(ask/fay)

Membagikan
Exit mobile version