
Jakarta –
Aktor Roy Marten dan Dwi Yan terseret dalam kasus dugaan tambang ilegal. Berawal dari rencana mau membeli saham tambang batubara di Jambi, dua aktor senior ini justru mendapati adanya masalah.
Mereka semula mau membeli saham batubara di Jambi yang diketahui adalah milik sahabat mereka, Herman Trisna. Namun, rencana itu batal karena perusahaan itu bermasalah. Salah satunya adalah perubahan kepemilikan dari Herman Trisna menjadi DC. Sedangkan Herman Trisna tidak merasa menjualnya.
Oleh karena itu, Herman Trisna bersama dengan Roy Marten dan Dwi Yan melaporkan DC ke Polda Jambi dan Mabes Polri. Roy menyebut pihak DC licin.
Bahkan, ayah Gading Marten itu mengatakan DC juga melaporkan dirinya dan Dwi Yan terkait dugaan penipuan tambang. Akhirnya dia dan Dwi Yan mengonfirmasi hanya sebagai calon pembeli saham dan membatalkannya.
“Kita laporkan, dia laporkan balik. Ketika itu,karena dia juga menuduh saya dan Dwi Yan terlibat dalam penipuan tambang itu, kami dilaporkan balik,” kata Roy Marten ditemui di Kalimalang, Jakarta Timur, kemarin.
“Ini kan kita dengan mafia tambang yang sebetulnya ketika itu pemerintah komitmen untuk memberantas. Ya mudah-mudahan ini bisa cepat selesai, bisa dinyatakan siapa yang salah, kembali kepada yang berhak. Mudah-mudahan ini segera selesai,” sambungnya.
Roy dan Dwi Yan awalnya berencana untuk berinvestasi. Namun, batal setelah tahu tambang itu bermasalah. Kasus ini terungkap setelah mereka membuat laporan dibuat pada Juli 2023.
Namun, baru pada 2025, DC yang diduga terlibat dalam penipuan tersebut berhasil ditangkap. Roy Marten mengatakan penanganan kasus ini cukup lama.
“Ini selalu masalah kita. Tambang di Indonesia, mafianya kalau kita berhadapan selalu seperti itu. Jadi selalu mereka licin, begitu licin dan punya modus tertentu,” ungkap Roy.
Mereka hanya berniat membantu Herman Trisna yang merupakan pemilik awal perusahaan tersebut, sebelum diambil alih oleh DC. Dwi Yan turut memberikan penjelasan mengenai indikasi dugaan DC mencoba melarikan diri untuk menghindari proses hukum.
“Oh iya berkali-kali, memang ini luar biasa DC ini. Ketika kami ke Jambi, begitu banyak ketemu orang yang ngomong ditipu puluhan miliar. Residivis, selalu modusnya begitu. Ini kayak belut pakai minyak,” ujar Dwi Yan.
“Sudah dipanggil, dari Polda dan Mabes. Mereka manggil dan DC ini sempat datang dan diperiksa, tetapi nggak tahu, besok lagi dipanggil kabur. Berkali-kali seperti itu. Makan waktu dua tahun lebih, akhirnya kali ini dia tertangkap,” tukas Dwi Yan.
(fbr/pus)