Jumat, Februari 21


Gowa

Seorang pawang diserang oleh buaya di wisata Cimory Land, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Sebelum diserang, pawang itu sempat melakukan ritual.

Insiden ini bermula ketika sejumlah warga hendak menjemput buaya yang dianggap keluarganya di wisata Cimory Land, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sejumlah warga itu beramai-ramai mendatangi wisata Cimory Land di Kecamatan Parangloe, Gowa pada Senin (17/2) sekitar pukul 22.30 Wita.


Kedatangan mereka berniat untuk menjemput buaya yang dievakuasi ke tempat wisata tersebut. Buaya itu sebelumnya muncul saat banjir melanda di permukiman warga di Kampung Kajang, Lorong 1, Kelurahan Tamangapa, Rabu (12/2) sekitar pukul 23.00 Wita.

Buaya itu kemudian diamankan di wisata Cimory Land. Namun warga bersikeras bahwa buaya tersebut adalah ‘jelmaan’ dari anggota keluarga mereka yang ‘hilang’ saat banjir.


Kronologi Kejadian

Kapolsek Parangloe AKP Muh Ashar mengatakan warga tersebut sudah mulai datang di lokasi untuk meminta buaya itu dipulangkan sejak Sabtu (15/2).

Saat kejadian, perwakilan warga yang mengaku keluarga si buaya tengah berbincang dengan pihak BKSDA dan pengelola wisata Cimory Land.

“Kita masih berbincang-bincang sama BKSDA dari pihak BKO, termasuk masyarakat di situ yang pengelola Cimory, termasuk saya,” kata Ashar, Selasa (18/2/2025).

Di saat yang bersamaan, rombongan warga lainnya turun ke kolam tempat buaya disimpan. Pawang buaya bernama Baco Dg Rani diutus untuk melakukan ritual penjemputan buaya agar dibawa pulang oleh pihak keluarga.

Ritual diperlukan untuk berkomunikasi dengan buaya tersebut. Ritual dilakukan dengan menyiapkan sesajen kepada buaya seperti pisang dan telur.

Namun saat ritual sedang berlangsung, tiba-tiba buaya tersebut langsung menyerang sang pawang hingga terjungkir masuk ke dalam kolam.

“Saya tidak perhatikan karena kita masih asyik berbicara bagaimana solusinya besok setelah diambil BKSDA dengan pihak perusahaan. Terjadilah teriakan di bawah bahwa pawang tersebut digigit ataupun diterkam oleh buaya,” ungkap Ashar.

Pawang Buaya Diserang Sampai Patah Tulang

Akibat terkaman buaya tersebut korban mengalami luka robek dan patah tulang pada tangan kanannya. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah di Jalan Tun Abdul Razak, Gowa.

“Tidak putus, cuma robek, ada luka robek dengan patah, patah tulang karena buaya kan berputar kan kalau menerkam gitu,” ujar Ashar.

“Langsung dibawa lari oleh mereka ke rumah sakit. Namun saya menyusul ke rumah sakit, di Rumah Sakit Muhammadiyah yang di Hertasning (Jalan Tun Abdul Razak),” imbuhnya.

Diketahui, pawang tersebut merupakan utusan dari warga yang mengaku keluarga dari si buaya. Pawang tersebut ditugaskan untuk berkomunikasi dengan buaya sebelum dipulangkan.

“Pawang yang dibawa oleh masyarakat yang mengaku keluarganya. Jadi memang dia (pawang) disiapkan karena dia sebelum turun itu saya sempat bicara juga bahwa mereka bisa berbicara dan memerintah itu buaya. Kita berusaha melarang malah dia bersikeras,” kata Ashar.

——-

Artikel ini telah naik di detikSulsel.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version