Rabu, Maret 19


Jakarta

Sebuah penelitian menunjukkan bukti bahwa otak kemungkinan masih aktif dan terkoordinasi setelah transisi menuju kematian. Studi ini dipublikasikan oleh yang dipublikasikan Frontiers in Aging Neuroscience di tahun 2021.

Peneliti dan ahli bedah saraf di University of Louisville Amerika Serikat (AS), Dr Ajmal Zemmar, menjelaskan bagaimana mereka menyelidiki apa yang terjadi di otak pada 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak.

Mereka mengukur 900 detik aktivitas di otak di sekitar waktu kematian. Hasilnya, mereka melihat adanya perubahan pada pita osilasi saraf otak atau gelombang otak.


“Tepat sebelum dan setelah jantung berhenti bekerja, kami melihat perubahan pada pita osilasi saraf tertentu, disebut osilasi gamma, dan juga yang lain seperti delta, tetha, alpha, dan beta,” kata Dr Ajmal Zemmar.

Osilasi saraf merupakan pola aktivitas otak ritmis yang biasanya ada pada otak manusia yang hidup. Berbagai jenis gelombang, termasuk gamma, melibatkan pada fungsi kognitif seperti konsentrasi, bermimpi, meditasi, pengambilan memori, pemrosesan informasi, dan persepsi sadar.

“Lewat menghasilkan osilasi yang terlibat pada pengambilan memori otak, mungkin memainkan penarikan terakhir pada peristiwa kehidupan yang penting sebelum kita mati, seperti yang dilaporkan pada pengalaman mendekati kematian,” jelasnya.

Penelitian ini yang pertama pada jenisnya yang mengukur aktivitas otak hidup selama proses kematian manusia. Artinya, ada kemungkinan saat kematian, otak mengatur dan menjalankan respons biologis yang bisa dipertahankan di seluruh spesies.

Sebagai informasi, pengukuran ini didasarkan pada satu kasus dan berasal dari otak pasien yang mengalami cedera, kejang, serta pembengkakan, hingga mempersulit interpretasi data. Meski begitu, Dr Zemmar berencana untuk menyelidiki lebih banyak kasus dan melihat hasil ini sebagai sumber harapan.

“Sesuatu yang bisa kita pelajari dari penelitian ini adalah meski orang yang kita cintai menutup mata dan meninggalkan kita, otak mungkin akan memutar ulang sejumlah momen terbaik (life recall) yang mereka alami selama hidup,” pungkasnya.

Simak Video “Pengakuan Manusia Pertama yang Terima Implan Chip Otak Elon Musk
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

Membagikan
Exit mobile version