Kamis, Februari 6


Ponorogo

Ribuan ekor ikan di tempat wisata Telaga Ngebel ditemukan mati mengambang di permukaan air. Fenomena alam apakah ini?

Penemuan ribuan ekor ikan mati mengambang itu berbarengan dengan munculnya angin kencang yang disertai hawa dingin. Hal itu memicu belerang dari bawah Telaga Ngebel naik.

“Ini fenomena alam, pemicunya angin besar disertai hawa yang terlalu dingin memicu belerang naik,” tutur salah satu pemilik keramba, Hadi Santoso kepada wartawan, Kamis (6/2/2025).


Hadi menambahkan ikan nila miliknya mati sekitar 50 hingga 60 persen. Jika dirupiahkan, Hadi mengaku rugi puluhan juta rupiah. Pasalnya, jumlah ikan yang mati mencapai ratusan kwintal.

“Satu keramba ribuan ekor ikan. Kalau ditimbang bisa ton-tonan. Ya rugi puluhan juta,” imbuh Hadi.

Menurutnya, ikan yang mati langsung dikubur untuk pupuk tanah. Sementara ikan yang masih bisa diselamatkan biasanya dibantu dengan semprotan air.

“Imbasnya ke petani, pembudidaya ikan mengalami kerugian. Apa boleh buat fenomena alam,” papar Hadi.

Sementara pemilik keramba lain, Dwi Prastyono mengaku membuat kincir air untuk meningkatkan kadar oksigen di dalam air. Biasanya dalam waktu 2 hingga 3 hari membaik dan ikan bisa dikonsumsi kembali.

“Biasanya saya pasang kincir air sama tidak dikasih makan selama beberapa hari, supaya pulih,” tandas Dwi.

Menurutnya, kejadian ini tidak bisa diantisipasi pembudidaya, lantaran biasanya tidak bisa diprediksi sebelumnya. Dia pun pasrah dengan fenomena alam ini meski harus menanggung kerugian.

“Penyebabnya karena ada angin besar, udara dingin. Akhirnya ikan mengambang, mati,” pungkasnya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJatim.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version