Selasa, September 17


Jakarta

Susu ikan disebut akan menjadi alternatif dalam kebutuhan program makan bergizi gratis (MBG) milik Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Berkaitan dengan itu, Indonesia ternyata telah memiliki pabrik susu ikan.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo mengatakan pabrik susu itu ada di Indramayu dengan kapasitas 30 ton/bulan susu ikan.

“Produksinya yang ada di Indramayu. Nanti kami teman-teman industri juga sedang bicara para pelaku usaha untuk mengembangkan,” kata dia ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (12/9/2024).


KKP sendiri berencana membuat pabrik susu ikan percontohan. Hal itu dilakukan agar pelaku usaha lainnya juga ikut dan meniru pabrik tersebut. Pabrik percontohan itu akan dibuat di tempat yang dekat dengan pantai terutama tempat bersandarnya kapal-kapal nelayan.

“(Rencana) itu jelas di Pantura, Pekalongan. Itu dari KKP sendiri akan berupa percontohan. Jadi tempat-tempat para yang berminat, industri berminat apapun di situ akan melihat. Karena ini adalah bagian percontohan pemerintah. Rata-rata sekarang berminat itu di pantai-pantai Pantura,”jelasnya.

Dia menargetkan pabrik percontohan itu kapasitas produksinya akan lebih tinggi dari yang sudah ada. Budi menyebut bisa mencapai 50 sampai 100 ton per bulan susu ikan.

“Rata-rata bisa di atas, kami akan naikkan dari ke 50. Nanti kalau 5 ton peati berarti kan naik kapasitasnya, (100 ton per bulan?) Iya bertahap,” tuturnya.

Kemudian menanggapi susu ikan yang akan masuk dalam Program Makan Bergizi Gratis, Budi menyebut hal itu dapat meningkatkan asupan protein masyarakat Indonesia terutama dari ikan.

“Dengan program makan bergizi gratis ini adalah satu kesempatan kita untuk menata tata kelola baru terkait dengan gizi masyarakat. Kita akan dorong bagaimana asupan protein itu ditingkatkan, melalui protein ikan pastinya yang tersedia di Indonesia melimpah. Dari berbagai macam bentuk, ada yang ikan segar, olahan bakso dan semuanya, terakhir adalah HPI (Hidrolisat Protein Ikan),” jelasnya.

Budi juga mengatakan pihaknya telah menyampaikan terkait susu ikan ini kepada tim transisi pemerintahan baru. Menurutnya respon tim transisi positif akan alternatif susu tersebut.

“Dari kondisi ini sudah disampaikan dari tim transisi. Responnya positif. Karena ini bagian bukan berkompetisi ya tetapi ini adalah bagaimana mensubstitusikan kebutuhan ibu dan anak,” ungkapnya.

Sebagai informasi, KKP mengungkap susu ikan merupakan minuman protein salah satu produk turunan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu. Produk ini merupakan salah satu hasil hilirisasi perikanan yang saat ini terus digalakkan KKP.

Budi menyampaikan nama susu ikan adalah branding dari inovasi produk turunan HPI untuk mudah dikenal dan dikonsumsi masyarakat mengenal produk tersebut.

“Jadi bukan dalam arti susu yang sebenarnya, melainkan susu analog hasil dari HPI,” terang Budi melalui keterangan tertulis.

Adapun HPI, adalah ekstrak protein ikan hasil penelitian tim biotechnologi Libang KKP tahun 2017 dengan memanfaatkan ikan rendah ekonomi seperti petek, selar, tamban, dan belok. Industri ini akan menjadi faktor penting pemicu meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Sebagai bagian dari hilirisasi perikanan, HPI hadir untuk menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang ada kendala makan ikan. Budi mengatakan keberadaan HPI sekaligus menjadi upaya peningkatkan asupan protein harian masyarakat yang saat ini baru berada di angka 62,3 gram/kapita/hari masih di bawah rata-rata di negara ASEAN dan bahkan jauh dibanding negara maju yang lelah melampaui 100 gram/kapita/hari.

(ada/rrd)

Membagikan
Exit mobile version