Minggu, Oktober 6

Jakarta

Panasonic Lumix S9 adalah kamera mirrorless dengan sensor full frame. S9 menggunakan sistem lensa L-mount, yang pada awalnya dibuat oleh Leica di tahun 2014, lalu Panasonic dan Sigma bergabung dan mendirikan L-Alliance di tahun 2018, kurang lebih 6 tahun yang lalu. Saat ini, sudah banyak kamera dan lensa L-mount yang tersedia, tapi kamera full frame yang compact, dan fiturnya canggih tidak banyak. Lumix S9 adalah salah satunya.

Kesan awal, kamera ini sangat ringan untuk kamera full frame, hanya 403 gram saja tanpa baterai. Kalau kita lihat dari depan, kamera ini terlihat sangat minimalis, ada lampu AF assist dan tombol untuk mengunci lensa. Lumix S9 tersedia dalam beberapa warna, crimson red, dark olive, night blue dan jet black.

Review Panasonic Lumix s9. Foto: Dok. Enche Tjin

Explore Lumix S9

Di bagian atas kamera ada cold shoe, untuk memasang aksesoris. Sayangnya tidak ada kontak elektroniknya, jadi tidak bisa buat mentenagai flash atau mic. Ada mode dial yang pilihannya cukup lengkap, dari intelligent auto, PASM, movie mode, tiga custom mode dan S&Q. Selanjutnya ada tuas on off, tombol kompensasi exposure, tombol record video, tombol shutter dan dial utama untuk mengganti setting.


Review Panasonic Lumix s9. Foto: Dok. Enche Tjin

Di bagian belakang ada layar yang bisa diputar segala arah. Layar ini sedikit menonjol dari body kamera. Ada tombol LUT untuk akses mengganti LUT dan AF-ON. Menariknya tombol LUT ini ditempatkan cukup strategis dan mudah dijangkau oleh jempol.

Review Panasonic Lumix s9. Foto: Dok. Enche Tjin

Di bagian bawah ada beberapa tombol, tapi tombolnya tidak menonjol, rata dengan body kamera. Bagusnya tombol-tombol ini tidak akan mudah kepencet tanpa sengaja, tapi pengguna harus melihat dan mencari tombolnya terlebih dahulu untuk menekan, tidak mudah kalau hanya meraba saja. Tata letak tombol dan dial di bagian belakang kamera mirip dengan kamera compact Panasonic seperti LX100

Review Panasonic Lumix s9. Foto: Dok. Enche Tjin

Di bagian kanan kamera ada dua port, USB-C dan micro HDMI, dan di bagian bawah ada tempat baterai dan memory card. Baterai yang digunakan Panasonic 16 Wh DMW-BLK22, sama dengan Lumix S5, dan memory card nya satu slot bertype SD Card.

Review Panasonic Lumix s9. Foto: Dok. Enche Tjin

Di bagian kiri atas kamera ada port untuk audio external, tidak ditemukan headphone jack untuk monitoring audio.

Review Panasonic Lumix s9. Foto: Dok. Enche Tjin

Fitur utama Lumix S9

Fitur-fitur kamera ini mirip dengan Lumix S5 II: Sensornya 24MP full frame, L-mount, 5 Axis stabilizer dan sistem autofokus PDAF yang sudah handal untuk foto dan video. Meskipun bentuk dari Lumix S9 ini seperti kamera film rangefinder, tapi sebenarnya Lumix S9 difokuskan ke content creator yang utamanya lebih banyak merekam video. Tanda-tandanya jelas, tidak ada mechanical shutter, tidak ada jendela bidik, cold shoe, tidak punya flash, ada tombol LUT sendiri. Kualitas dan fitur videonya mencapai 6K30p 4:2:0 10-Bit, untuk 4Knya 60p 4:2:2 10-Bit dengan crop 1.5x crop. Plus ada fungsi profesional seperti V-Log Gamma.

Lumix S9 ini sepertinya diciptakan untuk generasi yang ingin semuanya serba cepat dan praktis serta foto videonya keren siap tayang. Editing/post-processing/color grading dll itu kalau bisa di-skip saja. Makanya tombol LUT ini menjadi penting.

Kita bisa upload LUT, yang pada dasarnya semacam preset / profile khusus ke kamera ini. Jadi tiap kali kita foto atau video sudah matang dengan warna dan tonal yang diinginkan dan siap ditayangkan.

Bagi yang awam tentang LUT, bisa mulai dari download file LUT gratis yang tersedia di situs Panasonic. nama lamannya Creator’s LUT. Lumix tidak pelit juga, karena memory di kameranya bisa menampung sampai dengan 39 LUT.

LUT Library dapat menyimpan 39 LUT. Foto: Dok. Enche Tjin

Untuk loading LUT-nya, simpan dulu di kartu memori, terus di kamera akses saja LUT Library, lalu Load LUT-nya ke kamera. Cara lain yang mungkin lebih praktis adalah download dan transfer file LUT dari aplikasi baru Luix, Lumix LAB app dari ponsel.

Saya sempat mencoba LUT bernama S-Night karya Shukei Fujii untuk pemandangan malam di perkotaan dan hasilnya bagus dan matang langsung dari kamera, tidak perlu repot edit lagi sudah terkesan cinematic.

Contoh Panasonic Creator LUT yang tersedia untuk di download. Foto: Dok. Enche Tjin

Yang menyenangkan adalah kekuatan tiap-tiap LUT bisa kita atur, soalnya seringkali kita mau menambahkan sedikit mood dalam foto/footage video kita, tapi tidak mau warna aslinya berubah total.

Saat Lumix S9 diluncurkan, aplikasi Lumix LAB baru tersedia untuk Lumix S9, GH7. Ke depannya, akan tersedia untuk kamera Lumix lainnya seperti S5 II, IIX dan G9 II

Tanpa LUT, langsung dari kamera. Foto: Dok. Enche Tjin
Dengan Sample LUT 1 bawaan Lumix S9. Foto: Dok. Enche Tjin
Tanpa LUT. Foto: Dok. Enche Tjin
Dengan S-Night Time dari Creator LUT. Foto: Dok. Enche Tjin
Kiri: Dengan LUT S-Night Time Kanan: Tanpa LUT. Foto: Dok. Enche Tjin
Kiri: Dengan LUT S-Night Time Kanan: Tanpa LUT. Foto: Dok. Enche Tjin

Kelebihan-kekurangan Panasonic Lumix S9

Kamera Lumix S9 ini memang bukan kamera yang fiturnya lengkap. Sebaliknya ada beberapa fitur yang biasanya ada di kamera tidak ditemukan di kamera ini, contohnya jendela bidik, mechanical shutter, hot shoe. Absennya fitur-fitur ini bisa jadi deal breaker bagi sebagian fotografer/creator pada umumnya.

Kamera ini tidak cocok buat kreator yang merekam video dalam waktu yang sangat panjang, misalnya untuk wawancara atau podcast, apalagi di kondisi yang panas. untuk itu lebih baik kamera yang ada built-in fan-nya seperti S5 atau S1H yang juga bisa merekam video dalam durasi tak terbatas. Kamera ini juga kurang cocok bagi fotografer yang mungkin ke depannya berencana belajar fotografi dengan flash, atau fotografer olahraga.

Di sisi lain, ketiadaan fitur-fitur itu membuat kameranya lebih compact dan harganya terjangkau. Jika ingin fitur foto dan video yang lengkap, Panasonic menyediakan Lumix S5 II yang di jual dengan harga 29 jutaan.

Perbandingan ukuran dan fitur antara Lumix S5 II dan Lumix S9. Foto: Dok. Enche Tjin

Menurut saya, kamera semacam Lumix S9 ini cocok sebagai kamera casual untuk memotret dan merekam video-video pendek. Kreator food, travel, daily vlog yang rutin posting konten setiap harinya cocok untuk menggunakan kamera ini.

Bagi fotografer/videografer profesional, S9 ini cocok sebagai kamera kedua buat scouting dan street photography. Karena ringan dan compact, di kondisi medan yang sulit seperti mendaki gunung, S9 ini juga cocok karena tidak memberatkan tapi kualitas gambar yang dihasilkannya tidak kalah dengan kamera profesional.

Kabar baiknya, Lumix S9 sudah launch dan siap untuk pre-order di Indonesia. Harga kamera ini Rp 22.999.000 dan Rp 26.999.000 dengan paket lensa 20-60mm f/3.5-5.6. Bagi yang memesan selama masa pre-order akan mendapatkan bonus hand grip dari Smallrig. Kamera ini akan tersedia di toko online dan offline di DOSS, JPC Kemang dan Focus Nusantara.

Screenshot video dari acara Launching S9, dengan LUT S-Orange & Teal. Foto: Dok. Enche Tjin
Screenshot video dari acara Launching S9, dengan LUT S-Orange & Teal. Foto: Dok. Enche Tjin

(jsn/jsn)

Membagikan
Exit mobile version