
Jakarta –
Konsep utama Fujifilm GFX100RF adalah membuat kamera yang compact dengan image sensor yang lebih besar dari full frame. Fotografer di era kamera film, menyebutnya sensor medium format, kalangan sinematografer menyebutnya large format.
Kamera ini sudah punya lensa yang terpasang dan tidak bisa diganti, lensa yang dipasang ke kamera, Fujinon GF 35mm f/4, ekuivalen dengan 28mm di kamera full frame.
Ukuran native/maksimal dari image sensor kamera ini beraspek rasio 4:3 dengan resolusi 100MP. Processor yang digunakan generasi ke-5 dan mampu merekam video 4K 30p 4:2:2 10 bit.
Perbandingan dengan Fujifilm X-M5. Foto: Dok. Enche Tjin
|
Kesan pertama, body kamera cukup ramping tapi agak tinggi, terlihat lebih squarish/bujur sangkar daripada kamera pada umumnya. Mirip dengan kamera film medium format Fujifilm di masa lalu. Bedanya yang GFX100RF ini terlihat lebih minimalis dan premium. Berat total kamera dan lensanya 735 gram dengan baterai.
Kinerja kamera ini secara umum baik, responsif dan autofokusnya relatif cepat, siap buat berbagai skenario street dan travel photography, namun tidak begitu cocok buat subjek yang gerakannya terlalu cepat seperti olahraga. Saat berpindah fokus dari dekat ke jauh ada sedikit suara motor, tapi tidak begitu mengganggu.
Kualitas gambarnya sangat baik, berbeda dengan kamera full frame, APS-C atau ponsel. Di studio, ISO tingginya masih bagus bahkan sampai ISO 8000, meskipun detail agak sedikit berkurang, amannya ISO 6400. Kalau memotret dengan cahaya lingkungan pada umumnya, ISO 3200 kebawah lebih aman.
|
|
Saat memotret, suara mekaniknya sangat halus, karena leaf shutter, getaran juga minimal. Gambar masih tajam saat menggunakan shutter speed sekitar 1/40-1/60 detik. Mengingat kamera ini resolusinya besar sekali, sudah sangat baik.
Baik di kamera maupun lensa GFX100RF tidak punya stabilizer untuk fotografi, jadi kita harus hati-hati dalam memilih shutter speed, dan saat kamera di tripod pun saran saya gunakanlah remote atau self timer untuk hasil foto yang tajam maksimal.
Meski lensanya fix, tapi Aspek rasio dan teleconverter yang yang ada menurut saya menyenangkan untuk digunakan dan karena resolusi kamera yang begitu besar, di setting berapa pun masih sangat detail.
|
|
|
Kamera ini memang seperti gabungan antara Fujifilm X100 dengan GFX100S. Dibandingkan X100, GFX100RF ini kualitas gambarnya lebih baik, bukan hanya dari resolusinya/megapixel saja, tapi juga dynamic rangenya lebih luas dan lensanya lebih lebar.
Meskipun bukaan lensa GFX ini f/4, depth of field-nya sangat tipis, terutama saat kita memotret subjek dekat. Mungkin ekuivalen sekitar f/2 di kamera APS-C.
Filosofi pengoperasian kamera ini lebih mirip mengoperasikan kamera film, dimana pengaturan exposurenya melalui shutter dial di atas kamera dan aperture/diafragma di lensa.
Untuk ganti ISO bisa tarik sedikit ke atas shutter dialnya. Memang Fujifilm sangat efisien dalam merancang kamera, mirip dengan desain kamera film jaman dulu.
Karena lensanya fix, maka digital teleconverter atau digital zoom akan banyak membantu, tinggal pakai tuas untuk zoom. di zoom ke 63 ekuivalen 50mm masih dapat 31MP dan di 80mm/ekuivalen 63mm pun masih dapat 19MP, masih lumayan detail. Jadi bagi pengguna GFX100RF ini jangan segan-segan memanfaatkan fitur ini.
|
|
|
Saat menggunakan GFX ini, saya tidak merasa keberatan, karena kamera mirrorless dengan lensa yang bagus biasanya tidak terlalu jauh dari beratnya dibandingkan GFX100RF ini, banyakan kamera full frame body only saja sudah menyamai dan di beberapa kamera full frame beratnya melebihi kamera compact ini.
Yang saya kurang suka dari kamera ini ada beberapa, misalnya Joystick dan dial di kamera ini agak tight/ketat, kadang saat navigasi menu, perlu pakai tenaga sedikit gesernya, sepertinya buat keamanan supaya tidak tergeser tanpa sengaja.
Sebenarnya saya lebih suka kalau ada tombol atas bawah seperti di kamera Fujifilm X-T5, tapi ya mungkin bikin kameranya tambah lebar. Satu lagi yang yang agak saya sayangkan di dalam menu tidak bisa touchscreen, dan ukuran fontnya tidak konsisten. Bahkan ada yang sulit sekali terbaca karena terlalu condensed/rapat.
|
Fujifilm GFX ini lebih cocok untuk fotografer yang lebih berhati-hati dalam memotret, fotografer yang mementingkan detail karena resolusi foto yang ditangkap lebih besar. Selain itu cocok juga bagi yang suka hasil gambar dengan depth of field yang alami dan halus gradasinya.
Harga kamera ini USD4899 atau diperkirakan sekitar Rp 85-90 jutaan. Dengan harga yang mendekati kamera Leica, jika dibandingkan dengan Leica Q2, harganya tidak terpaut jauh, ada beberapa persamaan diantara kedua kamera ini: Sama-sama compact dengan image sensor besar, beratnya juga kurang lebih sama, tapi image sensor dan resolusi gambar Fujifilm ini lebih besar, 100MP banding 47MP.
Di sisi lain, Leica punya lensa yang bukaannya besar dan ada stabilizernya. Jadi tambah pusing pastinya menentukan yang mana yang terbaik karena masing-masing punya keunikan sendiri-sendiri.
Spesifikasi utama Fujifilm GFX100RF
- 102MP 43.8 x 32.9mm BSI CMOS II Sensor
- FUJINON GF 35mm f/4 Lens (28mm Equiv.)
- Aspect Ratio Dial, Digital Teleconverter
- Internal 4-Stop ND Filter + Leaf Shutter
- 5.76m-Dot OLED EVF
- 3.2″ 2.1m-Dot 3-Way Tilting Touchscreen
- DCI 4K30p + External ProRes Recording
- 20 Film Simulation Modes & Q Menu
- Included Lens Hood and Filter Adapter
(jsn/jsn)