Jumat, Oktober 11


Jakarta

Beroperasi sejak puluhan tahun silam, ada restoran yang mampu membuktikan inflasi pada menunya. Berupa kenaikan harga makanannya setelah beroperasi 40 tahun!

Kehadiran restoran legendaris bukan hanya sebagai bukti kelezatan makanannya. Tetapi secara tak langsung restoran-restoran tersebut dapat menjadi saksi bisu perkembangan zaman.

Mulai dari menjadi saksi perubahan di lingkungan sekitarnya hingga bertumbuh bersama inflasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebuah restoran Chinese legendaris ini tak malu menyebutkan inflasi yang terjadi pada restoran.


Sudah buka hampir setengah abad, mereka masih menyimpan catatan harga makanan pertama saat mulai berjualan. Menunya awalnya dibanderol murah hingga kini sudah meningkatkan hingga beberapa kali lipat.

Pemilik restoran legendaris ini menutup bisnisnya akibat tak dapat menanggung inflasi. Foto: Mirror UK

Melansir Mirror (9/6) sebuah restoran Chinese Food bernama Sun Rise menjadi salah satu saksi bisu perkembangan di New Ash Green, Kent, Inggris. Restoran ini pertama kali buka pada 1986 dengan menyajikan menu-menu masakan rumahan ala Chinese food yang nikmat.

Pada Senin pekan lalu (3/6) restoran tersebut resmi menutup pintunya dan tidak lagi melayani para pelanggan setia. Alasannya karena kenaikan bahan pangan yang setiap hari dirasa semakin mencekik untuk disesuaikan kepada pelanggan.

Pemilik Sun Rise yang telah dikelola oleh dua generasi ini masih menyimpan catatan kenaikan harga dari periode ke periode. Pada 38 tahun yang lalu mereka hanya menjual nasi dengan saus asam manis seharga Rp 30.000an per porsi.

Harga tersebut tentu termasuk makanan yang sangat murah untuk kawasan Kent dan sekitarnya. Tetapi lambat laun Sun Rise ikut menaikkan harga makanannya seiring mahalnya harga bahan pangan.

“Kami telah memutuskan ini waktunya untuk berhenti mengelola restoran. Kami telah berada di sini untuk waktu yang sangat lama dan sudah saatnya berhenti. Sejak Covid, semua harga meningkat drastis. Kami meningkatkan harga kami tetapi biaya pajak juga semakin mahal untuk pelanggan,” ujar Shun Man Lee selaku pemiliknya.

Menu makanan dari tahun 1980annya masih terpajang di restoran. Foto: Mirror UK

Lee lebih lanjut juga menjelaskan bahwa beban operasional juga semakin sulit diatasi. Biaya gas, listrik, air, hingga bahan mentah naik hingga 30% yang membuat mereka bahkan harus meningkatkan harga makanan lebih dari 3 kali lipat.

Mereka masih menyimpan catatan menu yang dicetak pada 1980an tersebut. Tampak harganya berbeda jauh dengan menu terakhir yang diberlakukan di restoran ini sebelum tutup.

“Kami telah mencoba berbagai cara salah satunya untuk tutup lebih awal tetapi kami tidak memikirkannya jangka panjang. Ini adalah bisnis yang dilakukan oleh keluarga, kami semua bekerja di sini. Tetapi sudah saatnya keluarga kami bergerak lebih maju,” lanjut Lee.

Banyak pelanggannya yang menyayangkan atas penutupan Sun Rise, terutama bagi para pendatang yang rindu akan makanan Asia. Tetapi Lee tetap dengan keputusan, ia merasa sudah waktunya berhenti menjadi seorang koki restoran keluarga yang telah dilakoni sejak dirinya berusia 17 tahun.

Simak Video “Warung Mak Beng Bali Masuk Daftar 150 Restoran Legendaris di Dunia
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)

Membagikan
Exit mobile version