Sabtu, September 28


Bogor

Rest Area Gunung Mas di Puncak ditolak para pedagang. Rest area itu dinilai cuma bagus di penampilan, tapi tidak bagus buat pendapatan para pedagang.

Dampak dari penggusuran pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Raya Puncak, sebagian pedagang ada yang akan melanjutkan usaha mereka ke kawasan rest area Gunung Mas ada pula yang ogah pindah ke tempat itu.

Saat detikTravel menyambangi rest area tersebut, Selasa (25/6/2024) memang suasana tempat ini sepi dari pedagang maupun pengunjung. Dari sekian baanyak kios di sini, hanya diisi oleh beberapa pedagang saja.


Niatnya memang nanti tempat ini diisi oleh para PKL yang lapaknya digusur oleh petugas. Secara fasilitas rest area ini pun cukup lengkap.

Mulai dari kantong parkir yang berada di beberapa titik, masjid besar, toilet bersih hingga wahana bermain anak yang beragam. Namun hal itu tak membuat kawasan ini jadi ramai pengunjung.

Rest Area Gunung Mas Puncak, Selasa (25/6/2024) Foto: Pradita Utama/detikcom

Luas kawasan rest area Gunung Mas ini sekitar 7 hektar dengan ratusan kios-kiosnya. Di pagi hari, rest area ini betul-betul sepi dari pengunjung, hanya terlihat pedagang dan petugas yang berjaga saja.

Menurut Rissa yang merupakan pedagang di rest area ini, waktu pagi hari pengunjung yang datang ke rest area ini sepi tapi menjelang sore biasanya mulai ramai dikunjungi.

“Kalau rame kita ke sore tuh mulai banyak orang, tapi kalau weekend jam segini (09.00 WIB) biasanya udah ada orang yang ngopi-ngopi,” katanya saat ditanya detikTravel.

Rissa telah bekerja di kios yang berada di rest area Gunung Mas ini sudah 10 bulan dan baginya pengunjung yang datang ke sini di hari kerja terbilang sepi.

Biasanya jika hari kerja sepi maka di weekend akan ramai, namun ia menyebut di weekend pun pengunjung yang datang tak seramai seperti lapak di pinggir jalan.

“Selama 10 bulan di sini ya gitu kadang rame kadang sepi, ya kalau hari-hari biasa sepi kaya gini. Kalau weekend ya ada cuma nggak serame yang di pinggir jalan,” terang Rissa.

Rest Area Gunung Mas Puncak, Selasa (25/6/2024) Foto: Pradita Utama/detikcom

Menyoal omzet, Rissa juga menjelaskan kalau pendapatan per harinya tidak menentu terkadang di atas 100 ribu rupiah, bahkan ia pernah hanya mengantongi 5 ribu rupiah saja. Selain kios yang kecil, bagi Rissa kawasan ini juga dari segi penerangannya kurang

“Sehari ini kalau sepi kaya gini hari-hari biasa kadang 100, 200 ribu gitu kalau weekend 400 sampai 500 ribu gitu. Waktu itu kita pernah di sini cuma dapet 5 ribu rupiah doang di hari-hari biasa,” ungkap Rissa.

“Penerangannya kurang di sini tuh kalau malam meskipun ada wahana juga lampu-lampu pada mati sih emang,” sambungnya.

Kawasan rest area Gunung Mas ini walaupun secara tampilan memiliki pesona yang bagus dengan fasilitas di dalamnya. Kendati demikian, masih banyak PKL yang enggan untuk direlokasi ke tempat ini karena tak mampu mencukupi pendapatan mereka ketika berjualan di pinggir jalan.

Sebagai informasi PT. Sayaga Wisata Kabupaten Bogor merupakan pengelola dari rest area ini. Dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Direktur Utama PT. Sayaga Wisata Supriadi Jufri optimis ke depannya rest area ini akan memberikan dampak yang positif bagi para pedagang.

“Kami yakin dan optimis rest area ini akan ramai dan bisa jadi pusat usaha yang menguntungkan bagi masyarakat, terutama para pedagang di kawasan Puncak,” katanya.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version