Rabu, Maret 12

Jakarta

Remaja 15 tahun ini merupakan yatim piatu yang tinggal berdua sang nenek. Demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia rela menghemat uang makan di sekolah hingga kerja paruh waktu di kedai kwetiau.

Wan En, seorang remaja 15 tahun di Malaysia yang menjadi yatim piatu usai ayahnya meninggal awal tahun ini ketika perayaan Imlek. Kisahnya menjadi perhatian publik usai dikunjungi Steven Sim Chee Keong, Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia.

Kunjungannya dibagikan di unggahan Facebook pada 9 Maret 2025. Ia menyatakan akan mendukung kehidupan remaja pria tersebut bersama neneknya.


Menangis setiap malam usai ditinggal sang ayah

Wan En berusia 9 tahun ketika sang ibu meninggal mendadak. Sim bilang kala itu Wan En belum terlalu bisa mencerna kejadian menyedihkan tersebut.

Lalu tahun ini, tragedi kembali terjadi di hidupnya. Sang ayah meninggal akibat serangan jantung. Hal ini membuat Wan En menjadi yatim piatu pada usia 15 tahun.

Nenek Wan En mengatakan cucunya jarang menangis, tapi belakangan ini ia menangis setiap malam. Sang nenek lalu memohon pada Sim untuk menjaga cucunya bila sesuatu terjadi padanya, seperti dikutip dari Mothership SG (10/3/2025).

Nenek Wan En saat ini berusia 83 tahun. Ia sudah kesulitan jalan dan menyiapkan makanan sendiri.

Sehari-hari ia hidup dari tabungan pensiun. Wan En pun diberi uang jajan harian RM 5 (Rp 18.500) oleh neneknya untuk beli makanan di sekolah.

Namun, Wan En hanya menggunakan separuh uang jajannya tersebut alias Rp 9.200an. Sisanya dipakai untuk membelikan makanan bagi sang nenek.

tak hanya itu, Wan En mulai bekerja paruh waktu di kedai kwetiau. Ia bisa mendapatkan RM 20 atau sekitar Rp 74 ribu sehari. “Dia memberikan semua uangnya ke neneknya,” kata Sim.

Nenek dan cucu sering makan mie instan

Steven Sim Chee Keong dan Wan En saat belanja kebutuhan makan sehari-hari. Foto: Facebook Steven Sim Chee Keong via Mothership SG

Sim bilang kalau Wan En dan neneknya sering makan mie instan karena budget makan yang terbatas. Akhirnya menteri tersebut membawakan beberapa sembako sehingga mereka bisa makan lebih sehat.

Sim juga memberikan bantuan RM 10.000 atau sekitar Rp 37 juta untuk sang nenek. Ia berjanji selama dirinya hidup, dia akan memastikan selalu ada makanan untuk nenek dan cucu tersebut.

Sim juga menyatakan bahwa dia akan mendukung Wan En dengan memberinya uang saku bulanan sehingga remaja itu dapat fokus pada studinya.

Menteri tersebut mengatakan kisah Wan En mengingatkannya pada alasan mengapa ia terjun ke dunia politik.

“Misi saya sederhana, melayani semua warga Malaysia, tanpa memandang ras dan agama. Sahabat, hidup ini ada pasang surutnya, jangan khawatir, jika musibah menimpa, pemerintah akan membantu, tetangga akan membantu, karena ini Madani,” ujarnya.

Baca halaman selanjutnya untuk tahu kisah bocah lain yang berjuang demi biaya hidup.

Membagikan
Exit mobile version