Sabtu, Oktober 19


Jakarta

Di era digital saat ini bukan hanya figur publik, tapi orang biasa mesti tahan kritikan. Sebab hal itu diyakini bisa jadi kunci keberhasilan. Dan penulis Dee Lestari telah merasakannya.

Dalam acara #Generasi Campus Roadshow Jakarta yang digelar di Balairung Universitas Indonesia, pada 15 Oktober lalu, bintang film Perahu Kertas itu menceritakan perjalanan kariernya sebagai penulis tak selalu mulus. Di awal membuat buku berjudul Supernova, ia mengaku tak luput dari kritikan.

“Antara yang memuji dan mengkritik itu proporsinya sama, hampir fifty-fifty. Itu tiga bulan setelah merilis buku,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (18/10/2024).


Dee Lestari lalu mengungkapkan bagaimana caranya menghadapi kritikan. Dari situ, ia bisa terus berkarya sampai sekarang.

“Lalu ingatlah saya, aduh mungkin ini seperti yang diajarkan Kungfu Panda ya, yin and yang, keseimbangan, titik imbang hidup ini. Artinya, kalau kita dipuji jangan terlalu dimasukkan hati. Begitu pula ketika dikritik, jangan terlalu dimasukkan hati juga,” tuturnya.


Dee Lestari kemudian memberi nasihat, apalagi tahu saat ini banyak fenomena bullying. Meski tidak membenarkan bullying, ia mengingatkan agar anak-anak muda jangan terlalu cepat mundur.

“Kemampuan untuk menerima kritik dan pujian sebagai salah satu kunci untuk kita terus berkarya,” katanya.

#Generasi Campus Roadshow adalah acara kerja sama Narasi dan Grab. Mengusung tema POV/XYZ: Generasi Bicara Generasi, acara yang juga menghadirkan Najwa Shihab dan Nicholas Saputra itu bertujuan mengajak generasi muda dan generasi sebelumnya bertukar insight dan saling menggali potensi diri, serta saling memahami dan mendukung.

(mau/pus)

Membagikan
Exit mobile version