Senin, Oktober 14


Jakarta

Salah satu kampung Betawi yang masih menurunkan tradisi leluhur adalah di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat. Kampung itu memiliki perguruan silat cingkrik.

Silat cingkrik begitu masyhur di Jakarta. Silat cingkrik merupakan silat turun-temurun dari keluarga sejak 1959, kemudian berkembang dan dikenal semakin luas.

“Sempat dianggap silat keluarga karena cuma diajarkan untuk kalangan terbatas, nggak ada yang jauh dari Rawa Belong, seperti untuk rahasia keluarga gitu,” kata Ketua Umum Perguruan Cingkrik Rawa Belong, Robi Indra dalam perbincangan dengan detikTravel, 11 Oktober.


“Jadi nggak boleh keluar dari kawasan Rawa Belong, tapi perkembangan zaman, kita lihat silat kalau di kita kan namanya silat ya karena Melayu, kalau di Korea namanya taekwondo, kalau di Jepang namanya karate. Saya lihat karate saja sudah sampai Jakarta,” dia menambahkan.

Robi juga menilai silat Bewati lama-kelamaan kalah pamor dari karate, kempo, atau pun taekowndo. Dia pun mulai getol membuat silat cingkrik untuk lebih dikenal lagi. Dia berharap silat cingkrik bisa berprestasi seperti silat-silat lainnya.

Robi meningkatkan popularitas silat cingkrik memulai lewat jalur sekolah. Tidak mudah, namun ada jalan.

Perguruan pencak silat cingkrik di Rawa Belong, Jakarta Barat Foto: (Lugas Pribady/detikcom)

“Ya kita coba kembangkan akhirnya saya coba gedor-gedor sekolah. Dulu sebelum jadi guru nih, saya gedor-gedor sekolah, saya bilang ‘saya dari silat tradisi ingin ikut serta melestarikan budaya’ saya bikin semacam proposal terus dikirimkan ke dua sampai tiga sekolah,” kata pria yang akrab disapa Robin.

Seiring berjalannya waktu, silat cingkrik mulai mulai semakin berkembang. Perguruan silat yang dibina Robin juga semakin besar.

Dia pun mulai semakin membuat Rawa Belong identik dengan silat Betawi, silat cingkrik. Usahanya berhasil, kini kurang lebih terdapat 12 perguruan silat di Rawa Belong.

Dan semakin luas lagi, Rawa Belong yang juga merupakan desa wisata kampung silat yang ada di Jakarta telah melaksanakan festival silat berskala besar. Pada 2019 lalu sekitar 1.000 pendekar tumpah ruah di area dekat Pasar Bunga Rawa Belong itu.

“Semua sanggar yang di Rawa Belong itu menjadi satu, kita bikin Gebyar Kampung Silat Rawa Belong. Nah itu di jalan utama Rawa Belong, jalan raya itu tuh (Jalan Sulaiman),” kata dia.

Kini dari usaha para sesepuhnya dan ikhtiar Robin juga pegiat silat di Rawa Belong lainnya, silat Betawi cingkrik mulai banyak digemari oleh generasi muda. Robin berharap budaya Betawi ini masih akan terus lestari dan memang perlu terus dibimbing agar regenerasi bisa terus berjalan.

“Bisa bertahan tapi memang harus terus dibimbing, saya pernah lepas tuh biar mereka tuh inisiatif gitu kan, ternyata memang nggak bisa harus memang dituntun gitu. Kalau memang ada yang bersedia menuntun setidaknya pemerintah support lah gitu kan ya,” katanya.

“Karena nggak banyak sekali orang yang ngelirik ya, apalagi mau berjalan di jalan itu (silat Betawi) itu nggak semua orang tuh mau berbudaya,” kata Robin.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version