Minggu, Juni 30


Jakarta

Pekan lalu, ratusan warga di wilayah India bagian selatan, Tamil Nadu, mengonsumsi arak buatan lokal yang dicampur dengan metanol. Imbasnya, lebih dari 50 orang meninggal keracunan dan sekitar 100 orang masih dirawat intensif di fasilitas medis hingga Senin (24/7/2024).

Jumlah ini bertambah dari laporan 47 kematian pada Rabu (19/6).

Fenomena keracunan massal sebetulnya kerap dilaporkan setiap tahun lantaran beberapa tempat di India memang menjual alkohol dengan dibubuhi metanol. Namun, jumlah kasus keracunan di tahun ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.


Kerusakan fatal pada organ tubuh yang dilaporkan meliputi kebutaan, masalah hati, hingga kematian.

“Sejauh ini 56 orang telah meninggal dan sekitar 117 orang sedang dalam perawatan medis,” beber pejabat tinggi kepolisian distrik Rajat Chaturvedi, kepada AFP, dikutip Selasa (25/6/2024).

Menjual dan mengonsumsi minuman keras dilarang di beberapa wilayah lain di India, sehingga semakin mendorong berkembangnya pasar gelap untuk penjualan minuman keras yang efeknya kuat dan terkadang mematikan.

Tahun lalu, alkohol beracun menewaskan sedikitnya 27 orang di negara bagian Bihar, India timur, sementara pada 2022, 42 orang meninggal di Gujarat.

Media India melaporkan bahwa buruh miskin di distrik Kallakurichi secara teratur membeli minuman keras dalam kantong plastik seharga 60 rupee atau 11 ribu rupiah, yang akan mereka minum sebelum bekerja.

Namun gelombang keracunan kali ini sangat parah. Beberapa orang menjadi buta, sementara yang lain pingsan di jalan dan meninggal sebelum mereka sempat sampai ke rumah sakit.

(naf/up)

Membagikan
Exit mobile version