Senin, Juli 1

Jakarta

Serangan siber ransomware jenis terbaru Brain Cipher ke Pusat Data Nasional Sementara telah melumpuhkan layanan publik, di mana salah satu yang paling terdampak adalah layanan keimigrasian. Pelaku serangan siber pun meminta tebusan sebesar USD 8 juta atau setara Rp 131 miliar.

Pusat Data Nasional Sementara yang mengalami insiden serangan siber ini berada di Surabaya, Jawa Timur. Adapun sampai saat ini pemerintah terus berusaha untuk memulihkan semuanya kembali menjadi normal.

“Di darkweb itu kita ada jalan ke sana ya, kita ikuti dan mereka minta tebusan USD 8 juta,” ujar Direktur Networks & IT Solutions Telkom, Herlan Wijanarko di Gedung Kementerian Kominfo, Senin (24/6/2024).


Terkait pelaku serangan siber Ransomeware, seperti disampaikan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan bahwa pelakunya mengatasnamakan sebagai Brain Chiper.

“Mereka menyebutkan namanya Brain Cipher itu varian mutasi dari LockBit 3.0,” ungkap Semuel.

Sedangkan menyangkut kerugian yang terjadi usai Pusat Data Nasional Sementara tumbang dari Kamis (24/6/2024), hingga saat ini masih pemulihannya masih dalam proses dan pemerintah tidak menyebutkannya secara pasti.

“Kerugiannya belum tahu, tapi yang kita lihat layanan publik terganggu. Ada 210 layanan publik terganggu, tapi yang paling terdampak itu imigrasi karena langsung ke masyarakat, PUPR kena juga,” kata Semuel.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version