Senin, Maret 10


Jakarta

Fenomena unik muncul di kalangan pengguna mobil Tesla. Mereka mengubah lencana Tesla menjadi merek lain. Apa sebabnya?

Dikutip dari Express, Minggu (9/3/2025) pemilik mobil Tesla yang mengganti lencana atau logo Tesla mulai bermunculan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghindari aksi vandalisme.

Seperti diketahui Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk CEO Tesla Elon Musk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan atau Department of Government Efficiency (DOGE). Agensi ini disebut sudah memangkas ribuan pekerja sejak didirikan pada bulan Januari, demikian seperti dikutip dari CBSNews.


Musk juga membuat pernyataan publik yang menjadi kontroversial pada bulan Januari, menjelang Hari Peringatan Holocaust. Dia mengatakan kepada ribuan orang di partai politik sayap kanan Jerman.

“Anak-anak seharusnya tidak bersalah atas dosa-dosa orang tua mereka, apalagi kakek buyut mereka,” kata Elon Musk.

Tidak hanya mendukung partai politik sayap kanan Jerman secara terbuka, Musk juga melontarkan serangkaian komentar kontroversial terhadap para pemimpin lembaga demokrasi tertinggi di Jerman.

Sejak Elon Musk mendapat jabatan di pemerintah dan sederet sikap politiknya. Aksi vandalisme hingga perusakan terhadap mobil Tesla meningkat.

Imbasnya para pengguna mobil Tesla mengganti logo dengan merek lain. Salah satu contohnya Cybertruck menggunakan merek Toyota, seperti pada model Hilux.

Ada juga gambar Tesla Model S yang dipasang logo Mazda di bagian belakang. Kemudian Tesla Model 3 dengan lencana Honda, dan Model 3 lainnya dengan empat cincin Audi di bagasi.

Gelombang protes dan kekerasan atas peran Elon Musk dalam pemerintahan Trump. Coretan pada dealer Tesla, molotov dilemparkan ke dealer, stasiun pengisian daya Tesla terbakar.

“Pemilik Tesla menyamarkan mobil mereka sebagai kendaraan lain dalam apa yang mungkin merupakan upaya untuk menghindari vandalisme,” tulis New York Post.

Tesla sudah menjadi target pencoretan setelah gestur Musk yang ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai penghormatan kepada Nazi. Di momen itu, Elon Musk yang tampil dan berbicara dalam perayaan pelantikan Trump memicu perdebatan, lantaran bentuk tangannya lurus separuh diangkat, mirip dengan salam hormat Nazi.

Penggunaan hormat Nazi tersebut sekarang dianggap tindak kejahatan karena sejarah kelam penuh darah dan salam itu dilarang di sejumlah negara dunia.

Peredaran stiker anti Elon Musk di antara pengemudi Tesla juga marak.

Mengutip Business Insider, salah satu penjual stiker, Hiller menyebut penjualan stiker anti Elon Musk melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Ia mengaku menjual antara 400 dan 500 stiker bertuliskan ‘Elon Killed My Resale Value’ dalam sehari.

“Mereka berada dalam posisi tidak dapat menjual mobil Tesla secara finansial dan mereka terjebak dengan mobil itu.Mereka tidak dapat menjualnya karena nilainya telah turun dan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan,” katanya.

Musk belum berbicara tentang meningkatnya protes secara keseluruhan, tetapi dalam menanggapi video seorang pria yang merusak Tesla, yang diposting oleh pihak berwenang di Massachusetts, Musk merespons:

“Merusak properti orang lain, alias vandalisme, bukanlah kebebasan berbicara!” cuit dia.

(riar/din)

Membagikan
Exit mobile version