Sabtu, Maret 15

Jakarta

TSMC mengajak sejumlah nama besar seperti Nvidia, AMD, dan Broadcom untuk bergabung dalam usaha gabungan yang akan mengoperasikan pabrik Intel.

Dalam proposal yang diajukan TSMC, perusahaan asal Taiwan itu akan menjalankan operasional divisi foundry milik Intel, yang bisnisnya adalah memproduksi chip sesuai pesanan konsumen

Namun saham TSMC di usaha gabungan itu tidak akan lebih dari 50%, menurut empat sumber yang dikutip oleh Reuters. Selain Nvidia, AMD dan Broadcom, Qualcomm juga sudah diajak bergabung dalam usaha gabungan ini.


Diskusi untuk usaha gabungan ini muncul setelah Pemerintahan Trump meminta TSMC untuk membantu menyelamatkan Intel, yang dulunya adalah ikon industri chip Amerika, seperti yang dikatakan seorang sumber anonim yang dikutip Reuters.

Namun tentunya perjanjian finalnya nanti perlu mendapat persetujuan dari pemerintahan Trump, yang juga tak mau Intel ataupun bisnis foundry-nya dimiliki secara penuh oleh perusahaan asing.

Baik Intel, TSMC, AMD, Nvidia, ataupun Qualcomm menolak berkomentar saat dimintai pernyataan resminya. Namun yang jelas, bisnis Intel saat ini memang sedang terseok-seok. Nilai saham mereka sudah merosot lebih dari setengahnya pada tahun 2024 lalu.

Pada 2024, Intel mencatatkan kerugian sebanyak USD 18,8 miliar. Sementara divisi foundry-nya punya aset senilai USD 108 miliar per 31 Desember lalu.

Kabar usaha gabungan yang digagas TSMC ini sebelum mereka mengumumkan investasi senilai 100 miliar di Amerika Serikat, yang antara lain ditujukan untuk membangun lima pabrik chip baru dalam beberapa tahun ke depan.

Sebelumnya juga sudah ada beberapa perusahaan yang menyatakan minatnya untuk membeli unit bisnis Intel secara terpisah, namun Intel menolak tawaran untuk menjual bisnis desain chip dan foundry-nya secara terpisah.

(asj/asj)

Membagikan
Exit mobile version