
Jakarta –
Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 dengan menghadirkan para pemimpin dan pakar dari berbagai sektor untuk membahas strategi percepatan transformasi digital dan penerapan kecerdasan artifisial (AI) dalam berbagai bidang.
Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Prof. Hammam Riza, Ketua Umum KORIKA, Dr. Bambang Brodjonegoro, Ketua Dewan Pengawas KORIKA, serta para pembicara utama dari berbagai institusi yang berkontribusi dalam inovasi teknologi nasional.
Pemanfaatan Data dan AI untuk Ketahanan Pangan & Mitigasi Bencana
Dr. Purwoadi, Deputi Bidang Infrastruktur Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG, dalam sesi keynote-nya, menyoroti peran AI dalam meningkatkan akurasi prediksi cuaca, yang kini telah mencapai 95% untuk periode hingga satu minggu.
BMKG berkomitmen untuk mengintegrasikan AI dalam sistem prediksi cuaca guna meningkatkan ketepatan informasi bagi sektor pertanian dan penanggulangan bencana.
“Pemanfaatan teknologi AI memungkinkan kita untuk menganalisis data cuaca secara lebih cepat dan akurat, membantu petani menentukan waktu tanam yang tepat serta memberikan peringatan dini bagi potensi bencana,” ujar Dr. Purwoadi dalam keterangan yang diterima detikINET.
BMKG juga berencana meningkatkan kapasitas penyimpanan data dan mengembangkan sistem pemeliharaan prediktif menggunakan AI untuk mendukung operasional peralatan meteorologi dan klimatologi di seluruh Indonesia.
Visi Indonesia Digital 2045 dan Peran AI dalam Ekosistem Digital
Dalam sesi selanjutnya, Aryo Pamoragung, Sekretaris Direktorat Jenderal Ekosistem Digital KOMDIGI, memaparkan visi besar Indonesia Digital 2045, yang mencakup pemerintah digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital.
“AI akan menjadi tulang punggung transformasi digital Indonesia, berintegrasi dengan teknologi lain seperti Internet of Things (IoT), Blockchain, dan Quantum Computing,” ungkap Aryo .
Ia juga menyoroti potensi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 946 triliun pada tahun 2030 serta pentingnya sandboxing sebagai mekanisme untuk menguji inovasi AI dan regulasi adaptif. KOMDIGI juga menekankan pengembangan infrastruktur digital, termasuk 5G, fiber optic, dan keamanan data untuk menunjang ekosistem digital yang inklusif .
Kolaborasi dan Masa Depan Inovasi AI di Indonesia
Rakernas ini menjadi wadah diskusi strategis bagi berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, industri, hingga regulator, dalam membangun ekosistem AI yang berdaya saing global.
Ketua Umum KORIKA, Prof. Hammam Riza, menegaskan bahwa sinergi antara penelitian, industri, dan kebijakan publik sangat penting untuk memastikan implementasi AI dapat memberikan dampak nyata bagi pembangunan nasional.
“AI bukan hanya sekadar teknologi, tetapi juga alat transformasi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Kita harus memastikan bahwa riset dan inovasi AI selaras dengan kebutuhan industri dan kebijakan nasional,” ujar Prof. Hammam .
Sebagai langkah konkret, KORIKA akan menginisiasi program penguatan SDM digital, integrasi AI dalam layanan publik, serta pendanaan bagi startup berbasis AI.
(fyk/fyk)