Sabtu, Januari 11


Jakarta

Remaja menjadi digital nomad berkelana dengan cara tak biasa. Ia traveling, tidur, hingga bekerja di dalam gerbong kereta.

Mungkin bagi sebagian orang, remaja ini menjalani kehidupan yang merepotkan. Namun, bisa jadi justru kehidupan remaja itu adalah yang diimpikan banyak railfans atau pengagum kereta.

Melansir New York Post, Minggu (12/5/2024), remaja itu adalah Lasse Stolley (17). Dia populer karena menjadi gelandangan kereta api.


Pemuda asal Jerman itu menjalani kehidupan di dalam gerbong kereta api Deutsche Bahn bermodalkan satu tiket tahunan tak terbatas seharga sekitar USD 10.000 atau sekitar Rp 160,2 juta.

Menariknya, remaja itu kendati tidak memiliki rumah, tetapi selalu menaiki kereta api kelas satu saat melakukan perjalanan sejauh 965 Km di Jerman dan Eropa setiap hari. Menurut Daily Mail dan Business Insider, ia tidur di kereta semalam, sarapan di gerbong makan, mencuci pakaian di bank cuci, dan mandi di kolam renang umum di sepanjang jalan.

“Kehidupan di kereta memberi saya kebebasan untuk memilih ke mana saya ingin pergi kapan saja. Sarapan di tepi Laut Baltik di pagi hari dan menikmati matahari terbenam di Pegunungan Alpen di malam hari, kemungkinannya tidak terbatas!,” tulis pemuda itu dalam unggahannya di Instagram.

Ia menyebut butuh banyak upaya untuk meyakinkan orang tuanya agar diizinkan melakukan petualangan itu. Pembuat perangkat lunak freelance itu tidak memiliki alamat tetap tetapi sangat menyukai kehidupannya di kereta api. Dia juga secara rutin memposting kehidupannya di blognya Life on the Train.

Saat siang hari, ia duduk di meja dan bekerja di antara penumpang lain. Di malam hari, dia menyiapkan tempat tidur kecil di kursi kereta sambil melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain.

“Saya memiliki banyak kebebasan dan dapat memutuskan setiap hari ke mana saya ingin pergi, apakah ke Pegunungan Alpen, ke kota besar, atau ke laut. Saya sepenuhnya fleksibel,” kata dia dalam wawancara dengan Business Inside.

Lasse memanfaatkan tasnya dengan sebaik-baiknya. Ia mengemas empat kaus, dua pasang celana, bantal leher, dan selimut perjalanan. Selain itu, barang yang paling penting menurutnya adalah laptop dan headphone peredam bising.

Lasse selalu merencanakan perjalanannya melalui sebuah aplikasi untuk memastikan ia dapat melacak kereta dan memiliki tempat untuk tidur di malam hari.

Sambil menyelam minum air, dia juga turut mempelajari hal-hal berbau kereta api. Dia juga berharap keahliannya dapat membawanya bekerja di sektor itu.

“Harapan saya adalah untuk memberikan masukan kepada perusahaan transportasi, misalnya, Deutsche Bahn atau produsen kereta api, dan mendapatkan bayaran untuk itu,” ujar dia.

Simak Video “Petaka Kereta Gantung Turki yang Evakuasinya Sampai 23 Jam
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version