Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Radang tenggorokan merupakan penyakit yang bisa menyerang siapapun, termasuk anak-anak. Adapun penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Biasanya, radang tenggorokan menyebabkan anak mengalami demam dan bisa semakin parah jika kondisi cuaca sedang panas ekstrem. Pasalnya, saat suhu panas, tubuh akan bekerja lebih keras untuk mencegah panas dengan mengeluarkan banyak keringat dan mengalihkan aliran darah ke kulit. Hal inilah yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan berpotensi dehidrasi.

Kondisi dehidrasi pada tubuh membuat anak-anak merasa kehausan. Untuk menghilangkan rasa haus dan melegakan tenggorokan, mereka pun cenderung menginginkan minuman dingin yang segar. Akibatnya, terjadi peningkatan infeksi saluran pernapasan terjadi, seperti radang tenggorokan. Adapun ciri-ciri radang tenggorokan dapat dikenali dari beberapa gejala seperti berikut.


● Tenggorokan kering dan gatal
● Sulit untuk menelan
● Suara serak
● Batuk
● Mata merah
● Demam

Penyebab Demam Saat Radang Tenggorokan
Demam saat radang tenggorokan merupakan hal wajar dan sering terjadi. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk respons imun saat terjadi peradangan pada tubuh. Tubuh yang panas merupakan salah satu tanda utama dari peradangan, nyeri, kemerahan, dan pembengkakan.

Saat mengalami radang tenggorokan, umumnya terjadi pembengkakan atau penebalan pada dinding tenggorokan sehingga menimbulkan demam. Akibatnya, anak-anak sering kali merasa tidak nyaman karena kondisi tubuhnya. Kondisi demam pada anak pun kerap dibarengi dengan suhu yang terus naik, bahkan hingga berisiko mengakibatkan kejang.

Apabila anak terlanjur demam dan terlihat berisiko kejang, orang tua perlu waspada. Salah satunya dengan memberikan obat paracetamol agar kondisi demam anak berangsur membaik.

Namun, pastikan obat yang diberikan memang diperuntukkan untuk anak-anak. Obat penurun demam juga sebaiknya memiliki kandungan paracetamol yang dapat berfungsi sebagai anti nyeri, seperti Hufagripp Demam dengan kandungan Paracetamol 160mg.

Foto: dok. Hufagripp

Selain memberikan obat paracetamol, orang tua juga bisa mencegah anak-anak terkena radang tenggorokan dengan beberapa cara berikut.

1. Cukupi Kebutuhan Air Harian

Menurut IDAI, anak-anak memerlukan asupan air putih yang berbeda sesuai tahapan usia, yaitu 1.300 mL/hari untuk anak 1-3 tahun, 1.700 mL/hari untuk anak 4-8 tahun, dan 2.400 mL/hari untuk anak laki-laki dan 2.100 mL/hari untuk anak perempuan 9-13 tahun. Pastikan anak minum sebelum, setelah, dan saat sedang beraktivitas agar tidak dehidrasi.

2. Kurangi Aktivitas Outdoor

Saat cuaca panas, sebaiknya hindari aktivitas outdoor (luar ruangan). Orang tua bisa mengajak anak bermain di rumah agar anak tetap terlindungi dari paparan sinar matahari dan tidak dehidrasi maupun kelelahan akibat panas.

3. Kenakan Pakaian yang Nyaman

Agar anak-anak tetap nyaman saat beraktivitas, sebaiknya dipilihkan pakaian yang nyaman. Adapun pakaian yang nyaman memiliki bahan yang longgar dan mampu menyerap keringat dengan baik, seperti katun.

4. Rutin Cuci Tangan

Bakteri atau virus bisa berada di mana saja. Untuk itu, pastikan anak-anak rutin mencuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah dari kamar mandi, atau setelah bersin dan batuk.

5. Hindari Kontak dengan Orang Sakit

Virus dan bakteri juga bisa menular dari orang yang sedang sakit. Jadi, hindari anak-anak melakukan kontak dengan keluarga atau teman yang sakit agar tidak ketularan. Adapun beberapa kondisi yang dapat menular antara lain, sakit tenggorokan, pilek, infeksi, atau gangguan pernapasan lainnya.

6. Jauhkan dari Paparan Asap Rokok

Paparan asap rokok juga dapat menjadi pemicu radang tenggorokan. Pasalnya, dengan terpapar asap rokok, anak akan menjadi perokok pasif. Paparan asap rokok juga dapat berisiko membuat anak terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Nah, itulah beberapa cara mengobati dan mencegah radang tenggorokan pada anak. Pastikan selalu sedia obat pereda demam seperti Hufagripp. Jika anak tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter.

(-/-)

Membagikan
Exit mobile version