Jakarta –
Padatnya aktivitas saat Ramadan menjadikan quickie sex sebagai satu pilihan bagi pasutri untuk menyalurkan hasrat bercinta. Tapi bener nggak sih, ada risiko ‘gancet’ jika tidak rileks?
Praktisi kesehatan dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan mengatakan, quickie sex memang bisa jadi salah satu pilihan untuk menyiasati keterbatasan waktu. Di samping itu, variasi bercinta yang satu ini juga memberikan experience dan sensasi yang unik.
“Lebih ke curi-curi waktu gitu ya, ada sensasi tegangnya. Terus ada sneaky-sneaky, ada adrenalin rush biasanya tuh, di situ positifnya,” kata dr Akbari dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.
Meski begitu, ia mengakui salah satu tantangan quickie sex adalah mencari momen yang pas sehingga masing-masing pihak sama-sama dalam kondisi mood yang ideal untuk berhubungan seks. Jika ada salah satu saja yang tidak mood, maka akan berbahaya jika dipaksakan.
Risiko paling logis di antaranya perlukaan dinding vagina karena lubrikasi yang tidak optimal. Nah kalau yang lebih ekstrem, seperti gancet alias tidak bisa lepas, mungkinkan terjadi?
“Ada, tapi jarang banget kejadian itu. Biasanya vaginismus, perempuannya ngejepit keras banget,” jawab dr Akbari.
“Obgyn biasanya yang ngerti, suatu kondisi di mana wanita saking tegangnya sampai nahan begini. Tapi itu jarang banget, satu di antara sejuta,” lanjutnya.
Simak Video “Waktu Ideal Pasutri Berhubungan Intim di Bulan Ramadan“
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)