Sabtu, November 23


Jakarta

Bambino putra Babe Cabita dan Fati Indraloka mempunyai IQ superior. Setelah Babe Cabita meninggal dunia, Fati Indraloka membesarkan Bambino sendirian.

Fati Indraloka menceritakan bagaimana Bambino yang kini berusia 6 tahun, tidak bisa diiming-imingi dengan kata-kata manis yang tidak sesuai dengan logika.

“Nggak bisa dibohong-bohongin. Kalau dia tanya kita jawabnya harus logis. Misalnya, waktu pas awal Papa (Babe Cabita) nggak ada. ‘Papa ke mana?’. Kan dulu kita kalau misalkan nenek kita meninggal, ‘Papa udah nggak ada. Papa udah nggak sakit lagi. Papa udah di surga’. Dia langsung, ‘Kok papa di surga duluan? Ini kan belum hari akhir’,” cerita Fati Indraloka saat menjadi bintang tamu Rumpi: No Secret dilihat di channel YouTube TRANS TV Official, Jumat (22/11/2024).


Pemilik nama lengkap Zulfati Indraloka itu mengingat apa yang pernah dia dan mendiang Babe Cabita jelaskan kepada Bambino. Mereka pernah menceritakan tentang kematian hingga sampai pada Hari Akhir.

“Konsep itu, dulu kita, aku dan Abang ngenalin kalau nanti kita meninggal kita ke mana dulu. Aku yang, ‘Oh ya sorry’, jadi aku menceritakan benar-benar apa adanya, nggak bisa seperti dongeng-dongeng,” jelasnya.

Sebelum Babe Cabita meninggal, Fati dan Babe pernah membawa Bambino ke tumbuh kembang anak. Momen itu dilakukan untuk screening tentang kondisi putra mereka yang akan masuk sekolah saat itu.

“Waktu itu kami screening ke tumbuh kembang. Supaya saat itu, anak ini kan akan masuk SD cocoknya ke mana karena kan banyak ya kurikulumnya, dia tipikal yang lari-larian, nggak suka duduk diam, sepeda, lari, bola. Dari situlah kita tahu (bambino punya IQ superior),” kata Fati.

Fati dan Babe sempat merasakan kesulitan menghadapi putranya. Sulit yang dirasakan mulai dari sikap sampai pertanyaan-pertanyaannya.

“Kita bingung ini anak kenapa kok sulit dihadapi. Secara lihat biasa ya normal, cuma dari cara berpikir, emotional-nya intens. Ketika dia sedih yang sedihnya berlebihan, ketika senang dia bisa euphoria-nya luar biasa, ketika dia marah, pokoknya dia intens,” tuturnya.

“Abang suka bilang kalau aku sudah lelah dan sulit hadapi dia dengan pertanyaan-pertanyaannya, tingkahnya, ‘Sayang kita punya anak spesial. Sabarnya juga harus spesial. Jangan dijadiin bebanm, jadiin ini alat kita beribadah juga. Kalau kita sayang dan membersamai mereka, kita juga disayang Allah’,” kata Fatih mengingat pesan mendiang Babe Cabita.

Ada kalanya Fati juga kesulitan memahami apa yang inginkan oleh Bambino. Fati mengatakan akan terus belajar membersamai anak-anaknya.

(pus/wes)

Membagikan
Exit mobile version